Buraga (Antaranews Sultra) - Kawasan hutan mangrove yang diklaim terluas di Indonensia menjadi obyek wisata andalan Kabupaten Buton Utara yang harus dijamin kelestariannya.

Bupati Buton Utara Abu Hasan di Buranga, Sabtu, mengatakan kawasan mangrove di daerah otonom tahun 2007 cukup unik karena ditengah-tengah hutan bakau terdapat danau.

"Mungkin tidak ada daerah di Indonesia yang memiliki kawasan hutan mangrove seluas di Buton Utara (16.000 hektare), sehingga harus dilestarikan," kata Abu Hasan.

Salah satu strategi menjaga perambah atau penyerobot hutan bakau adalah menjadikan kawasan ekowisata yang melibatkan pemangku kepentingan dari Dinas Kehutanan, Lingkungan Hidup, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Dinas Kelautan dan Perikanan, Kepolisian dan TNI serta aktivis lingkungan.

Jika Buton Utara membangun dan mengembangkan sektor pariwisata berbasis hutan mangrove maka dipastikan aman dari perambahan dan kegiatan petambakan yang juga menjanjikan kesejahteraan.

Kawasan hutan bakau wilayah bagian utara Pulau Buton tersebut menyimpan berjuta ekosistem alam yang luar biasa. Di dalam hamparan hutannya ada danau kecil yang menjadi habitat berkembang biaknya penyu hijau.

Selain itu, daerah ini juga memiliki beberapa jenis ikan, aneka satwa, beragam burung dan satwa langka yang buas adalah Anoa yang dilindungi.

Humas BKSDA Sultra Prihadi mengatakan aksi perambahan hutan dan pencurian kayu di Buton Utara cukup tinggi sehingga diperlukan empati elemen terkait.

"Potensi hutan bakau Buton Utara sebenarnya tidak ada yang tandingi di Indonesia, bahkan dunia namun beberapa tahun terakhir terdegradasi karena ulah pengusaha tambak dan pencuri kayu bakau," katanya.Budi Suyanto

 

Pewarta : Sarjono
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024