Kendari (Antaranews Sultra) - Sejumlah petani tambak undang vaname di Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, mengaku hasil panen pada awal 2018 itu menurun akibat cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini.

"Tahun ini, produksinya hanya sekitar 30 ton atau mengalami penurunan yang cukup jauh dibanding dengan panen pada akhir 2017 yang bias mencapai 40 hingga 50 ton sekali panen," kata Suwondo, salah seorang petani dan pengusaha tambak Moramo, di Kendari, Selasa.

Ia mengatakan, pengaruh cuaca yang tidak menentu itu sangat berdampak pada produksi hasil panen, terutama pada bibit udang saat dalam proses budidaya selama masih dalam proses pemeliharaan dan pakan dalam tambak.

Apalagi, kata Suwondo, udang vaname yang sangat sensitif terhadap penyakit bintik putih di saat siklus pergantian cuaca dari musim panas ke musim penghujan terkadang langsung stres, menyebabkan benur atau bibit yang usianya masih mudah itu mudah mati.

Budidaya udang vaname yang dilakukan selama ini cukup memberi hasil yang baik dibanding dengan membudidayakan udang sitto (udang galah/udang windu) yang sangat rentang dengan berbagai macam penyakit.

"Memang dari segi harga jual, udang sitto jauh lebih tinggi nilainya ketimbang dengan udang vaname. Undang vaneme dipasaran saat ini hanya dijual pada kisaran Rp65.000-Rp75.000 per kilogram, sementara udang sitto (udang galah) bisa mencapai Rp150.000 hingga Rp200.000 per kilogram," ujarnya.

Pasaran udang vaneme selama ini, kata Suwondu, hanya sebatas pada pasar antarprovinsi yakni ke Surabaya dan Makassar, dan sisanya ke pedagang lokal untuk kebutuhan pasar lokal di Kota Kendari.

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024