Kendari (Antaranews Sultra) - Menteri Agama Republik Indonesia (RI), Lukman Hakim Saifuddin, menghadiri dan membuka dialog tokoh lintas agama se Sulawesi Tenggara (Sultra) di Kabupaten Kolaka, Jumat.

Kegiatan itu dihadiri pula oleh pelaksana tugas Gubernur Sultra, Saleh Lasata, Ketua DPRD Sultra, Abdurahman Saleh, Kakanwil Kemenag Sultra, Abdul Kadir, Pjs Bupati Kolaka, Masmuddin, unsur Forkopimda dan toloh lintas agama, pondok pesantren, tokoh masyarakat, organisasi keagamaan dan organisasi kepemudaan.

Lukman Hakim mengajak para tokoh yang ada agar menjadikan nilai-nilai agama untuk menjadi pemersatu dan perekat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

"Di tengah kemajemukan ini, maka sisi dalam nilai agama yang harus dikedepankan sehingga agama bisa berfungsi sebagai wadah menyatukan kita," katanya.

Ia berpesan agar apapun etnis dan budaya yang dianut unat, maka semua harus menjunjung tinggi nilai-nilai agama, karena semua rutinitas kehidupan erat hubungannya nilai agama.

"Tidak banyak bangsa di dunia seperti kita yang menjadikan nilai keagamaan menjadi bagian dalam aktivitas sehari hari. Misal untuk melakukan aktivitas apa pun itu, selalu diawali dengan doa," katanya.

Lebih lanjut dijelaskan, meskipun menjadikan nilai agama sebagai perekat dan pemersatu, namun para pemuda tidak menjadikan satu agama untuk menjadi pemersatu tetapi hanya satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa sebagaimana yang tertuang dalam ikrar sumpah pemuda.

"Kebangsaan, tanah air dan bahasa itulah yang jadikan pemersatu pemuda, bukan satu agama karena mereka sadar masyarakat kita meyakini agama tidak hanya satu," katanya.

Kebangsaan kata dia, begitu pentingnya bisa mengikat dan menjadi bingkai dari kemajemukan, karena diera globalisasi saat ini umat menghadapi banyak tantangan.

"Maka warisan para pendiri bangsa tidak hanya kebangsaan yang mengikat kita, tetapi dilengkapi dengan agama yang bisa merekatkan kita," katanya.

Sehingga lanjut Lukman, maka disinilah pentingnya para pemuka agama berikan pemahaman kepada sesama umatnya agar agama bisa membuat kita hidup damai rukun dan sentosa.

"Bukan sebaiknya. Jangan sampai agama dibajak, dimanipulasi, dieksploitasi oleh oknum tertentu untuk kepentingan dan tujuan yang bertentangan dengan esensi agama itu sendiri," katanya.

Wakil Gubernur Sultra, Saleh Lasata yang merupakan palaksana tugas Gubernur Sultra mengapresiasi kehadiran Menteri Agama dalam kegiatan yang dilakukan di Kolaka tersebut.

Pertemuan lintas tokoh agama itu diakhir dengan sesi dialog antara peserta dan Menteri Agama, disela-sela kegiatan diserahkan pula hibah aset tanah dari Pemprov Sultra melalui Wagub Sultra, Saleh Lasata ke Kementerian Agama yang diterima oleh Lukman Hakim Saifuddin.

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024