Kendari (Antaranews Sultra) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara mendorong implementasi sistem resi gudang (SRG) kakao sesuai dengan peruntukan.

"Maksudnya, kalau gudang yang telah dibangun di beberapa daerah untuk komoditas kakao maka jangan digunakan untuk komoditas lain," kata kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra, Yesna Suwarni, di Kendari, Selasa.

Ia mengatakan, ada kabupaten yang kurang memahami peruntukan dana program SRG kakao itu, karena begitu dialokasikan anggaran pembangunan gudang, diubah fungsinya untuk gudang komoditas lain.

Ia mengatakan, Sultra ditetapkan menjadi percontohan nasional dalam pengembangan sistem resi gudang (SRG).

"Kementerian Perdagangan melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) menetapkan Sultra sebagai provinsi "pilot project" pengembangan sistem resi gudang untuk komoditas kakao secara nasional," katanya.

Menurut dia, penetapan sebagai pilot project SRG komoditas kakao tersebut menunjukan bahwa kepercayaan masyarakat luas terhadap Sultra sebagai daerah sentra produksi kakao di Indonesia semakin besar.

"Implementasi SRG ini, telah difasilitasi pembangunan gedung secara bertahap di beberapa daerah di Sultra. Seperti Kabupaten Konawe Selatan dibangun gudang dua unit, di Kabupaten Kolaka satu unit gudang dan Kabupaten Konawe satu unit gudang," katanya.

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024