Kendari (Antaranews Sultra) - Perum Bulog Divisi Regional Sulawesi Tenggara gencar melakukan operasi pasar dengan menyisir pasar tradisional di daerah itu.

"Operasi pasar ini kami lakukan untuk menekan gejolak harga beras di pasaran," kata Kepala Divre Bulog Sultra La Ode Amijaya Kamaluddin di Kendari, Minggu.

Ia mengatakan, salah satu tugas pemerintah bersama Bulog adalah menjaga kestabilan harga beras di masyarakat dengan cara menggelar operasi pasar.

"Operasi pasar beras khusus medium ini tidak hanya di ibukota provinsi atau Kota Kendari, tetapi dilakukan di daerah lain," katanya.

Disebutkan, harga beras yang dijual melalui operasi pasar tersebut di bawah harga eceran tertinggi atau HET, yakni Rp9.350 per kilogram.

Berdasarkan Permendag Nomor 57 Tahun 2017 kata Amijaya, harga eceran tertinggi (HET) beras kualitas medium di wilayah Sulawesi sebesar Rp9.450 per kilogram.

"Beras OP yang kami jual di pasaran dengan harga Rp9.350, sehingga masih Rp100 berada dibawah harga eceran tertinggi," katanya.

Dikatakan, harga beras di pasaran yang rata-rata mengalami kenaikan karena dipicu belum tibanya panen raya, sehingga butuh keterlibatan pemerintah untuk menstabilkan.

"Karena panen belum berlangsung, suplai beras ke pasar-pasar berkurang sementara permintaan masyarakat meningkat. Di sinilah pemerintah hadir dengan kebijakan operasi pasar untuk memenuhi tingginya permintaan terhadap beras," katanya.

Pewarta : Suparman
Editor : M Sharif Santiago
Copyright © ANTARA 2024