Kendari (Antaranews Sultra) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), tahun ini akan memaksimalkan pemanfaatan lahan hasil cetakan sawah baru anggaran 2017.

"Untuk tahun 2018 ini kami hanya fokus untuk memanfaatkan semua lahan sawah yang baru dicetak, untuk itu kami tiadakan pencetakan sawah baru pada 2018," kata kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra, Muhammad Nasir, di Kendari, Selasa.

Ia mengatakan selama beberapa tahun terakhir ini sudah sangat luas sawah baru yang dicetak, tetapi hasilnya belum terlalu nampak dan kelihatan di masyarakat.

"Inilah yang menjadi dasar kebijakan penghentian pencetakan sawah baru. Karena apalah guna kita cetak luas sawah, sementara pemanfaatannya tidak maksimal," katanya.

Dikatakan, dalam DIPA 2018 untuk pertanian juga tidak tertuang lagi untuk pencetakan sawah baru di Sultra.

"Sehingga yang akan kita lakukan adalah siapkan petani yang handal untuk manfaatkan sawah baru agar bisa menunjang produksi padi Sultra," katanya.

Disebutkan, produksi padi Sultra tahun 2016 mencapai 696.954 ton gabah kering giling.

"Sedangkan untuk 2017 ini masih dalam pengumpulan data produksi, sehingga belum bisa disampaikan datanya yang terbaru," katanya.

Kepala Bidang (Kabid) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra, Sukirman, menyebutkan luas lahan padi, yakni 132 ribu hektare yang tersebar di beberapa kabupaten kota, terutama pada daerah sentra produksi padi.

"Luas lahan itulah yang diupayakan dikelola, ada dengan pola satu kali panen setahun, ada dua kali panen setahun dan ada pula sebagian yang melakukan panen tiga kali setahun," katanya.

Daerah yang menjadi penyumbang produksi padi terbesar di Sultra, katanya, adalah Kabupaten Konawe, kemudian Konawe, Selatan, Kolaka Timur, Bombana dan Kolaka.

"Hampir semua daerah kabupaten kota di Sultra memiliki potensi produksi padi, tetapi hasilnya tidak signifikan dibanding daerah yang disebutkan di atas," ujarnya.

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024