Kendari, Antara Sultra - Anggota DPD RI asal Sulawesi Tenggara H.Yusran Silondae, bekerja sama dengan Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Sultra melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan

Sosialisasi empat pilar kebangsaan diikuti sedikitnya 100 orang dari berbagai elemen terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama dan perwakilan dari kelompok perempuan, perwakilan dari mahasiswa dan organisasi kemasyarakatan lainnya dengan menghadirkan pembicara Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Haluoleo (UHO) Kendari, Prof Dr Eka Suaib, MSi.

Pimpinan Wilayah NU Sultra, KH Muslimi, Minggu mengatakan, komitmen NU terhadap empat pilar kebangsaan yakni yang pertama Pancasila sebagai dasar dan idiologi negara, kedua UUD tahun 1945 sebagai konstitusi negara serta ketetapan MPR, ketiga NKRI sebagai bentuk negara dan ke empat Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.

"Pancasila bagi NU adalah final. Jangankan setelah kelahirannya, Muktamar NU 1936 di Banjarmasin membuat keputusan sangat unik melandasi sikap NU terhadap idiologi, politik dan pemerintahan Indonesia, sehingga sikapnya jelas sekali bahwa NU dengan mudah saja dapat menerima Pancasila sebagai ideologi negara dan falsafah hidup bangsa setelah kemerdekaan dicapai," ujarnya.

Sementara itu, guru besar Fisip UHO, Prof Eka Suaib yang mengangkat masalah nilai-nilai UUD 1945 mengatakan, jika masyarakat Indonesia sudah memahami norma-norma dasar dalam konstitusi dan menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara maka pasti mengetahui dan dapat mempertahankan hak-hak konstitusionalnya yang dijamin dalam UUD 1945.

Ia mengatakan, nilai lain yang tidak kalah penting dalam membahas konstitusi bahwa ada nilai-nilai kebangsaan yang terkandung baik dalam pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945.

Nilai-nilai yang dimaksud yakni, nilai kemanusiaan, religius, produiktivitas, keseimbangan. Sementara nilai yang terkandung dalam dalam pasal-pasal UUD 1945 seperti nilai demokratis, kesamaan derajat dan nilai ketaatan hukum.

Oleh karena itu kata Prof Suaib, yang menjadi penting untuk mendorong agar segenap nilai-nilai tadi terwujud maka patut untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, karena itu sebagai warga negara perlu untuk memiliki sikap positif terhadap nilai-nilai konstitusi 1945 berupa rasa suka dalam bentuk pemikiran,rasa cinta dan perbuatan dalam mengkaji dan mengaktulisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila.

Dalam rangkaian sosiallisasi itu, anggota DPD RI Yusran Silondae, menyatakan bahwa pada prinsipnya kegiatan sosialisasi ini dilakukan agar nilai-nilai kebangsaan tertuang dalam sumpah pemuda 1928 yaitu satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa Indonesia tertanam dalam diri bangsa Indonesia sejak dini dan kita rawat kehinnekaan sebagai orientasi dalam kemajemukan agar menjadi kokoh dan tertanam menjadi spirit bagi generasi bangsa.

"Setidaknya kita generasi sekarang ini dapat memberikan contoh kepada generasi muda bagaimana nilai-nilai bangsa dapat menjadi pedoman dalam berperilaku sehari-sehari," ujarnya.

Mantan Wakil Gubernur Sultra itu mengatakan, sila-sila dalam Pancasila menjadi pemersatu bangsa. Pemelihara perbedaan dalam bingkai persatuan karenanya baik untuk terus disosialisasikan kepada seluruh elemen masyarakat agar lebih memahami dan bisa mengamalkannya.

Kebhinnekaan bangsa Indonesia sebagai kekuatan dan aset yang dapat menjadi modal sosial budaya dan politik dalam membangun karakter bangsa. Perlu diwaspadai ancaman pengaruh globalisasi terdegradasinya semangat kebangsaan bergeser menjadi semangat primordial serta terjadinya kesenjangan sosial ekonomi antara kelompok masyarakat yang berdampak kecemburuan sosial.

Pewarta : Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024