Baubau, Antara Sultra - Rumah Sakit Umum (RSU) Siloam Buton di Kota Baubau, Sultra, memaparkan penyebab penyakit jantung koroner yang merupakan penyakit sangat berbahaya dan pembunuh nomor satu di dunia.

"Di Indonesia penyakit ini juga tergolong tinggi. Berdasarkan data beberapa lemabaga di antaranya, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI dan Data Penduduk Sasaran, serta Pusdatin Kementerian Kesehatan RI tercatat sebanyak 883 ribu estimasi penderita jantung koroner," kata dr Firman Leksmono, di Baubau, Rabu.

Firman dalam Media Gathering bertemakan "Mengenal lebih dekat penyakit yang menjadi pembunuh nomor satu di dunia" yang dihadiri awak media mengatakan, berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) diperkirakan 17,5 juta orang atau sebanyak 31 persen penyebab angka kematian tiap tahunnya pada penyakit jantung.

"Umumnya penyakit ini menyerang pria dengan umur di atas 45 tahun dan perempuan di atas 55 tahun. Selain itu, faktor riwayat keluarga yang pernah terkena penyakit ini serta ras juga rentan terkena penyakit ini," kata dokter spesialis jantung RS Siloam Buton.

Menurut dia, penyakit ini terjadi ketika pasokan darah yang kaya oksigen menuju otot jantung terhambat plak pada arteri koroner. Dinding pembuluh arteri dapat terjadi kondisi ateroskelosis, yaitu penumpukan lemak atau kolesterol dan substansi lainnya yang semakin bertambah sehingga mempersempit ruang arteri.

"Bila lemak ini terus dibiarkan maka akan berakibat fatal. Lemak akan menutup pembuluh darah atau arteri koroner secara tiba-tiba sehingga bisa mengakibatkan serangan jantung yang berujung pada kematian," katanya.

Kata dia, penumpukan lemak tersebut disebabkan kebiasaan dan gaya hidup tidak sehat. Olehnya, orang yang gemar merokok, mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi, penderita diabetes serta obesitas rentan terjangkit penyakit ini.

"Kalau pola hidup seperti rokok, makanan kolesterol dan obesitas maka walaupun belum berusia 45 tahun penyakit ini bisa timbul. Apalagi ditambah tidak ada aktifitas dan stres," katanya.

Dia juga mengatakan, untuk bisa mengetahui orang terjangkit penyakit tersebut terdapat beberapa gejala dan tanda yang ditimbulkan, di antaranya penderita merasakan nyeri dada, rasa tidak nyaman seperti tertindih di bagian tengah dada. Termasuk, rasa nyeri dirasakan menjalar ke daerah dagu, leher, lengan, punggung dan ulu hati.

"Bila ada tanda atau gejala itu jangan menunggu untuk bisa membaik sendiri, tapi segera ke rumah sakit untuk memeriksakan diri,karena semakin lama ke rumah sakit maka semakin banyak pula otot jantung yang akan rusak," ujarnya.

Sementara, Direktur RSU Siloam Buton, dr Muhammad Agung Zain mengatakan, pihaknya melayani pasien terbuka 1?24 jam. Bahkan, pelayanan antar-jemput pasien dengan menyiapkan mobil ambulance.

"Jadi kalau ada pasien yang sakit dan menghubungi kami siap jemput dalam wilayah daratan Kepulauan Buton. Di samping itu, RSU Siloam telah menerima peserta BPJS karena telah bekerja sama dengan BPJS," katanya.

Dia juga mengatakan, untuk beberapa penanganan penyakit itu pihaknya berupaya menghadirkan alatnya, sehingga kedepan komitmen dalam mengurangi angka kematian akibat PJK itu.

Pewarta : Yusran
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024