Kendari, Antara Sultra - Kebutuhan telur di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), saat ini masih tergantung dari pasokan telur yang berasal dari Sulawesi Selatan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sultra, Amal Jaya, di Kendari, Rabu, mengatakan produksi telur dari peternak di Sultra belum bisa memenuhi kebutuhan lokal.

"Kita masih minus 8.000 ton telur dari kebutuhan warga Sultra setiap tahun, sehingga kekurangan itu harus didatangkan dari beberapa kabupaten di Sulsel," katanya.

Menurut dia, dari beberapa komoditi utama di Sultra hanya telur yang ketergantungannya sangat tinggi dari luar daerah.

"Warga atau peternak ayam petelur di SUltra kesulitan mengembangkan usahanya sehingga produksinya belum bisa memenuhi kebutuhan warga lokal," katanya.

Dikatakan, salah satu yang menjadi alasan sulitnya mengambangkan usaha peternakan karena pakan ternak yang mahal.

"Pakan ternak juga ini disuplay dari Sulsel, sehingga mereka bisa saja mengatur harga sehingga bisa mahal saat sampai di Sultra," katanya.

Dikatakan, komoditi telur ini sering menjadi pemicu kenaikan tingkat inflasi daerah, sehingga menjadi perhatian pemeirntah untuk mendorong para petani atau peternak untuk mengembangkan usaha.*

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024