Unaaha (Antara Sultra) - Pemerintah daerah dan pemerintah pusat diharapkan peduli nasib petani padi sawah yang menjadi korban bencana alam banjir, serangan hama atau dampak lingkungan dengan mengratiskan bibit.

"Idealnya petani korban banjir, hama maupun polusi tidak dibebani dana subsidi untuk mendapatkan bibit padi karena merugi akibat musibah," kata anggota DPRD Sultra Syamsul Ibrahim di Unaaha, Rabu.

Selain bantuan bibit padi juga pemerintah harus membenahi irigasi persawahan yang rusak karena sudah dimakan usia.

Juga petani yang kehilangan pemasukan karena gagal panen harus dibantu pupuk bersubsidi dari pemerintah untuk meringankan beban biaya produksi sawah mereka.

Meskipun belum dirinci luasan areal persawahan yang rusak karena musibah banjir namun diperkirakan belasan ribu hektare karena rusak pematang dan terendam air bah.

"Kalau menginginkan petani Konawe bangkit dari kesulitan maka tidak ada pilihan kecuali menurunkan bantuan bibit," kata Syamsul, politisi PAN.

Musibah banjir yang meluluhlantakkan areal persawahan, terutama padi yang siap panen masih didata untuk dilaporkan kepada pemerintah daerah dan pemerintah pusat.

"Kami --pemerintah Kabupaten Konawe-- tidak tinggal diam tetapi sudah mencari solusi untuk mengatasi kesulitan bibit yang dialami petani dengan minta bantuan Kementerian Pertanian," kata Sekretaris Kabupaten Konawe Ridwan.

Ia mengaku belum dapat merinci kebutuhan bibit tanaman bagi para petani korban banjir karena masih dalam tahap pengolahan data secara akurat.

"Petani korban banjir Konawe bukan sekadar minta bantuan untuk mendapatkan bibit tetapi tidak mampu membeli bibit karena gagal panen," katanya.

Pewarta : Sarjono
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024