Kendari, Antara Sultra - Dinas Pertanian Tanaman Pangan (Distan) Sulawesi Tenggara (Sultra) diimbau segera melakukan langkah-langkah untuk mengatasi kelangkaan pupuk yang dialami para petani di sejumlah kabupaten di daerah itu.

Imbauan tersebut disampaikan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Sultra, H Litanto di Kendari, Rabu.

"Kelangkaan pupuk yang dialami para petani di sejumlah kabupaten di Sultra sekarang ini harus segera diatasi. Jika tidak, maka akan berdampak pada menurunnya produksi pertanian, terutama produksi padi," katanya.

Menurut dia, pupuk merupakan kebutuhan vital bagi tanaman yang harus dipenuhi oleh para petani tepat waktu.

Bila pemberian pupuk tanaman terlambat kata dia, maka pupuk tersebut tidak akan berfungsi untuk menyuburkan tanaman maupun meningkatkan produksi tanaman.

"Oleh karena itu, ketersediaan pupuk tepat waktu bagi para petani sangat penting dan strategis. Tanaman akan berproduksi maksimal, bila pemberian pupuk tanaman dilakukan pada waktu yang tepat," katanya.

Litanto mengaku mengetahui para petani yang tersebar di sejumlah kabupaten di Sultra saat ini kesulitan memperoleh pupuk untuk kebutuhan memupuk tanaman pertanian maupun tanaman perkebunan setelah mengunjungi sejumlah desa di beberapa kabupaten di Sultra pekan lalu.

Para petani di sejumlah desa di wilayah Kabupaten Konawe, Konawe Selatan dan Konawe Utara kata dia, rata-rata mengeluhkan kesulitan memperoleh pupuk.

"Para petani padi sawah maupun petani kakao di sejumlah kabupaten rata-rata membutuhkan pupuk sebanyak sembilan karung ukuran 50 kilogram per karung untuk memenuhi kebutuhan memupuk tanaman sawah atau kebun seluas satu hektare," katanya.

Namun dari jumlah kebutuhan pupuk tersebut kata dia, para petani hanya memperoleh pupuk dari distributor sebanyak dua karung saja, sehingga sebagian besar dari tanaman para petani, tidak diberi pupuk.

"Kalau kebutuhan pupuk para petani tidak terpenuhi optimal, maka dapat dipastikan produksi pertanian atau perkebunan petani tidak dapat berproduksi maksimal," katanya.

Pewarta : agus
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024