Kendari, Antara Sultra - Potensi wisata bahari, petualangan, sejarah, budaya dan seni menjanjikan kesejahteraan bagi rakyat Sulawesi Tenggara jika dikelola seoptimal mungkin, kata Ketua PDI Perjuangan Sultra, Hugua..

"Pemerintah daerah, rakyat dan pihak terkait lainnya harus optimistis bahwa destinasi wisata yang dimiliki Sultra dapat mewujudkan kesejahteraan," katanya di Kendari, Minggu.

Hugua yang berbicara pada forum diskusi dengan tema "Pemimpin Berbicara" yang dihelat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengatakan potensi wisata Sultra sudah dikenal, baik domestik maupun mancanegara.

Penetapan Kabupaten Wakatobi sebagai salah satu diantara 10 destinasi wisata Indonesia membuktikan bahwa Sultra tidak bisa dipandang "sebelah mata" soal kepariwisataan.

Air terjun Moramo (Kabupaten Konawe Selatan), pantai Batu Gong, pantai Toronipa, air panas Sonai, Pulau Bokori (Kabupaten Konawe), Gua Lia Kambori pantai Napabalono (Kabupaten Muna), keraton Kesultanan Buton, keraton Kulisusu (kabupaten Buton Utara), suaka Margasatwa Lambusango (Kabupaten Buton) dan savana Rawa Aopa (Kabupaten Kolaka Timur, Konawe Selatan dan Bombana).

"Yang tidak kalah penting adalah Sultra memiliki keragaman budaya dan seni yang mengandung nilai-nilai luhur yang menarik perhatian wisatawan," kata Hugua.

Menyikapi kehadiran wisatawan mancanegara yang dikuatirkan mengikis mental dan moral masyarakat, Hugua mengatakan membangun pariwisata harus berbasis kearifan lokal.

"Sebelum bergelut di dunia politik, saya ini aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat istiadat dan budaya masyarakat," katanya.

Harapan kesejahteraan dari potensi pariwisata bukan menggadaikan nilai-nilai sosial kemasyarakatan tetapi kehadiran wisatawan membawa dampak bagi pelaku ekonomi kecil dan menengah.

"Kunjungan wisatawan berdampak pada nilai jual souvenir, properti, dan permintaan kebutuhan sehari-hari meningkat," kata Hugua, mantan Bupati Wakatobi dua periode.

Pewarta : Sarjono
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024