Kendari, Antara Sultra - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), kembali menyalurkan zakat, infak dan sedekah pada periode Desember 2016-Februari 2017 sebesar Rp184 juta.
"Penyaluran zakat itu dalam bentuk bantuan beasiswa miskin penghafal Al Qur`an 60 orang sebanyak Rp30 juta," kata Ketua Baznas Kendari, Musadar Mappasomba, saat penyerahan bantuan tersebut di Kendari, Selasa.
Sasaran lain katanya, bantuan kepada Fakir Miskin 180 orang sebanyak Rp90 juta, biaya Khitanan Massal keluarga miskin 70 orang sebanyak Rp14,6 juta.
"Selanjutnya bantuan kepada guru BTQ dan Masjid sebanyak 48 orang sebesar Rp24 juta," katanya.
Kemudian katanya, bantuan Pengobatan pasien kusta sebanyak 2 sebesar Rp2,5 juta, dan dana Operasional Amil 12,5 persen sebesar Rp22,978 juta.
"Sekarang Saldo Kas Basnas Kendari per 1 Maret tersisa Rp624," katanya.
Kabag Kesra Kendari, Abdul Rauf mengaku kesadaran warga untuk membayar zakat infak dan sedekah semakin meningkat karena tidak hanya bersumber dari kalangan pegawai negeri sipil (PNS), tetapi juga sudah merambah pegawai swasta.
"Awalnya, sumber penerimaan zakat ini hanya dari PNS, tetapi sekarang sudah dikembangkan hingga karyawan perusahaan swasta," ujarnya.
"Penyaluran zakat itu dalam bentuk bantuan beasiswa miskin penghafal Al Qur`an 60 orang sebanyak Rp30 juta," kata Ketua Baznas Kendari, Musadar Mappasomba, saat penyerahan bantuan tersebut di Kendari, Selasa.
Sasaran lain katanya, bantuan kepada Fakir Miskin 180 orang sebanyak Rp90 juta, biaya Khitanan Massal keluarga miskin 70 orang sebanyak Rp14,6 juta.
"Selanjutnya bantuan kepada guru BTQ dan Masjid sebanyak 48 orang sebesar Rp24 juta," katanya.
Kemudian katanya, bantuan Pengobatan pasien kusta sebanyak 2 sebesar Rp2,5 juta, dan dana Operasional Amil 12,5 persen sebesar Rp22,978 juta.
"Sekarang Saldo Kas Basnas Kendari per 1 Maret tersisa Rp624," katanya.
Kabag Kesra Kendari, Abdul Rauf mengaku kesadaran warga untuk membayar zakat infak dan sedekah semakin meningkat karena tidak hanya bersumber dari kalangan pegawai negeri sipil (PNS), tetapi juga sudah merambah pegawai swasta.
"Awalnya, sumber penerimaan zakat ini hanya dari PNS, tetapi sekarang sudah dikembangkan hingga karyawan perusahaan swasta," ujarnya.