Kendari, Antara Sultra - Pencoretan nama Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara dari rute perjalanan konvoi `yacth` atau kapal layar mewah yang menjadi peserta Sail Indonesia pada setiap tahunnya, sangat disayangkan oleh Ketua DPRD Wakatobi, Muhammad Ali.

"Sebagai Ketua DPRD Wakatobi, saya sangat menyayangkan pencoretan nama Wakatobi dari ruten perjalanan dan persinggahan kapal-kapal layar mewah dari berbagai negara yang turut memeriahkan Sail Indonesia," katanya di Kendari, Kamis.

Menurut dia, pencoretan nama Wakatobi dari rute perjalanan dan persinggahan kapal layar mewah peserta Sail Indonesia, akan merugikan Wakatobi sebagai daerah tujuan wisata dunia.

"Setiap singgah di Wakatobi, para penumpang kapal layar mewah peserta Sail Indonesia selalu membelanjakan uangnya di Wakatobi. Dengan tidak lagi menjadi rute persinggahan kapal layar mewah, maka kesempatan masyarakat menyediakan kebutuhan para penumpang kapal layar mewah menjadi hilang," katanya.

Sebelumnya Ketua Asosiasi Pariwisata Indonesia (Aswindo), Hugua mengungkapkan bahwa mulai tahun 2017, Wakatobi tidak lagi menjadi rute persinggahan konvoi kapal layar mewah.

Kebijakan itu diambil Aswindo karena para peserta konvoi kapal layar mewah peserta Sail Indonesia tahun 2016 banyak yang merasa kecewa dengan penyambutan di Wakatobi.

"Pencoretan Wakatobi dari rute persinggahan peserta konvoi kapal layar mewah tersebut, berdampak juga pada Kabupaten Buton, Kota Baubau dan Kabupaten Bombana," katanya.

Ketiga kabpaten dan kota tersebut kata dia, ikut dicoret dari rute perjalanan dan persinggahan kapal layar mewah setelah Wakatobi dicoret dari rute perjalanan kapal layar mewah.

"Untuk bisa disinggahi kapal-kapal layar mewah dari berbagai negara pada setiap penyelenggaraan kegiatan Sail Indonesia, Pemerintah Wakatobi harus berjuang kembali meyakinkan para peserta konvoi agar Wakatobi bisa lagi menjadi rute perjalanan kapal layar mewah," katanya.

Pewarta : agus
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024