Kendari, Antara Sultra - Wali Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Asrun, mengatakan dirinya tidak pernah bermaksud berlomba kekuasaan dengan siapa pun, tetapi hanya berupaya memaksimalkan pembangunan di kota itu.

"Saya tidak ada niat untuk berlomba kekuasaan, saya hanya memaksimalkan ikhtiar saya dalam membangun Kota Kendari," kata Asrun, di Kendari, Senin, kepada wartawan, menanggapi komentar Nur Alam pada saat ekspos 9 tahun kepemimpinan sebagai gubernur Sultra agar Asrun tidak berlomba dalam kekuasaan.

Asrun mengaku, sebagai wali kota, ia memiliki komitmen dalam membangun Kota Kendari yang lebih baik, dan tidak akan menyisakan utang selama periodenya dalam membangun Kota Kendari.

"Saya tidak akan menyisakan utang untuk generasi pendatang atau pengganti saya nanti sebagai wali kota, dan itu sudah menjadi komitmen saya. Jadi jangan ada yang tersinggung dan menyatakan saya seakan terlalu mendominasi dalam pembangunan dan mengejar kekuasaan," katanya.

Asrun juga menyayangkan pernyataan orang nomor satu Sultra tersebut yang menyatakan bahwa pemkot seakan-akan mengklaim hasil pembangunan pemprov sebagai keberhasilan pemkot.

"Sudah jelas mana yang menjadi urusan wajib pemprov, dan mana yang menjadi urusan wajib kabupaten kota. Harusnya Nur Alam itu tau mana urusan wajib kita masing-masing," katanya.

Asrun juga menyatakan terlalu minim kontribusi pemprov terhadap pembangunan di ibu kota provinsi tersebut, yang seharusnya menjadi prioritas pemerintah provinsi dibanding daerah lain di SUltra.

"Yang saya tau hanya Masjid Al Alam di teluk Kendari itu yang menggunakan APBD provinsi, sementara pembangunan pelabuhan Bungkutoko yang paling berperan adalah pemkot Kendari mulai dari pembebasan lahan, pembangunan jalan akses masuk, dan pembangunan jembatan. Sedangkan pembangunan fisik pelabuhan tersebut dari pemerintah pusat," katanya.

Demikian halnya dengan jembatan Teluk Kendari yang sering disebut jembatan bahteramas, itu adalah dibiayai pemerintah pusat termasuk pembangunan jembatan Wanggu Pasar Baru adalah menggunakan APBN.

"Siapapun yang jadi Gubernur jembatan itu pasti akan dibangun pusat karena itu jalur jalan nasional," katanya.

Asrun juga menilai ekspos hasil pembangunan tiap tahunnya yang dilakukan Gubernur Sultra tidak ada yang berubah signifikan atau itu-itu saja, karena tidak ada yang bisa ditunjukkan apa yang sudah menjadi karya terbaru.

Meskipun tidak melakukan ekspos kata Asrun, tetapi masyarakat bisa melihat sendiri pembangunan yang dilakukan selama menjabat wali kota sembilan tahun lebih mulai rumah sakit, pasar, jembatan, pengaspalan jalan, pembukaan jalan baru, jalan lingkar, perkantoran, puskesmas, terminal, tambat labuh dengan mengandalkan APBD murni.

"Karena saya fokus membangun itu semua untuk masyarakat, maka saya kesampingkan untuk membangun atau merehab kantor wali kota dan rujab wali kota," katanya.

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024