Kendari, Antara Sultra - Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara dr Asrum Tombili mengatakan angka kematian ibu melahirkan di daerah itu tahun 2016 meningkat dari tahun sebelumnya.

"Selama tahun 2016 sebanyak 74 kasus ditemukan ibu mati melahirkan. sedangkan kematian ibu melahirkan tahun 2015 hanya 57 kasus," kata Asrum Tombili di Kendari, Minggu.

Ia mengatakan, dari 74 kasus kematian ibu yang dilaporkan tersebut, dua kasus kematian di klinik dokter, 42 kasus meninggal di rumah sakit, 17 kasus meninggal di rumah.

"Kemudian lima kasus meninggal di puskesmas dan delapan kasus meninggal dalam perjalanan. Penyebab utama kematian karena perdarahan," katanya.

Ia menyebutkan kasus terbanyak di Konawe Selatan sebanyak 10 kasus, Buton Tengah tujuh kasus, Konawe dan kolaka Utara masing-masing enam kasus, Baubau, Bombana dan Kolaka masing-masing lima kasus.

Selanjutnya, Konawe Utara empat kasus, Muna, Wakatobu, Buton Utara, Kendari, Kolaka Timur, Buton Selatan dan Muna barat masing-masing tiga kasus.

"Sedangkan Buton dan Konawe kepulauan masing-masing dua kasus dan satu kasus," katanya.

Menurut Asrum, faktor kematian ibu dan bayi salah satunya akibat pengetahuan ibu hamil kurang, sehingga pada saat persalinan banyak terjadi pendarahan menyebabkan kematian.

"Ditambah lagi, ada pula ibu hamil malas memeriksa kandungan ke bidan atau dokter. Hal ini mengakibatkan tidak diketahui kondisi kesehatan janin dalam kandungan," katanya.

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024