Kendari (Antara Sultra) - Dinas ESDM Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) menduga kekurangan pasokan elpiji tabung isi tiga kg karena banyak warga mampu yang menggunakan gas bersubsidi itu.

"Gas elpiji tiga kilogram masih lebih dominan digunakan kalangan warga mampu yang harusnya beralih ke gas elpiji dalam tabung di atas 5-10 kilogram," kata Kepala Bidang Minyak dan Gas, Ketenagalistrikan Dinas ESDM Sultra, Andi Azis di Kendari, Senin.

Azis mengaku, pihaknya meminta kepada warga bergaji di atas Rp2 juta menggunakan elpiji minimal lima kilogram atau beralih dari elpiji tiga kg menjadi 5-10 kg.

"Itu harapan kita, agar masyarakat yang berprofesi sebagai PNS, TNI dan Polri tidak menggunakan elpiji tiga kg tapi beralih ke elpiji 5-10 kilogram," katanya.

Ke depan, kata dia, langkah yang akan diambil pemerintah adalah melakukan sosialisasi peralihan penggunaan elpiji dari tiga kg ke lima kg khusus untuk PNS, TNI dan Polri.

Di samping itu, terus melakukan pengawasan terutama menyangkut saat penyaluran gas elpiji tiga kg agar tepat sasaran kepada masyarakat berpenghasilan rendah di bawah Rp1 juta per bulan.

Azis yakin jika masyarakat mengerti dan memahami peruntukan elpiji tiga dan lima kilogram maka tidak akan ada lagi kelangkaan dan keluhan di masyarakat tentang kelangkaan elpiji.

Hasil pantauan di pasar, harga gas elpiji tabung isi tiga kg di tingkat pengecer saat ini berkisar Rp20.000-Rp21.500 per tabung.Harga itu masih tergolong normal.

"Namun, bila di luar jangkauan pihak agen penyalur, harga elpiji tiga kg bisa mencapai Rp25.000 per kg atau bahkan lebih," kata Najib (55), salah seorang pedagang yang menjual kebutuhan warga di Kendari.

Pewarta : Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024