Kendari (Antara Sultra) - Kabupaten Muna, yang terletak di Pulau Muna, merupakan salah satu dari empat daerah otonomi tertua di wilayah provinsi itu.

Namun, laju pembangunan di kabupaten tersebut lebih lambat dibandingkan dengan laju pembangunan di tiga daerah seusianya di Sultra, yakni Konawe, Buton dan Kolaka.

Padahal dilihat dari aspek potensi sumber daya alamnya, wilayah Kabupaten yang dikenal sebagai penghasil kayu jati terbesar di Indonesia itu, tidak kalah kaya dibandingkan dengan sumber daya alam yang dimiliki kabupaten-kabupaten lain di Sultra.

Khusus potensi pariwisata, Muna memiliki sejumlah objek wisata bahari, terutama gugusan pulau-pulau kecil berpasir putih dan alam bawah laut yang indah dan eksotis.

Menurut mantan Bupati Wakatobi dua periode, Hugua, objek wisata yang dimiliki Kabupaten Muna lebih indah dan eksotis dibandingkan dengan objek wisata Wakatobi yang sudah menjadi tujuan wisata dunia dan sebagai salah satu dari sepuluh destinasi pariwisata unggulan Indonesia selain Bali.

"Potensi priwisata Muna bisa menjadi pemicu tumbuhnya kawasan ekonomi baru yang maha dahsyat di Sultra bila potensi pariwisata di wilayah kabupaten tersebut dikelola dengan baik dan dipromosikan ke berbagai negara di dunia, terutama ke negara-negara Asia dan Eropa," kata Hugua pada kesempatan dialog pengembangan pariwisata Sultra di Kendari, Sabtu (28/1).

Dalam kaca mata Hugua, bila gugusan pulau-pulau kecil berpasir putih di Muna dan kearifan budaya lokal masyarakat setempat diperkenalkan kepada para turis mancanegara, Muna akan menjadi `magnet` luar biasa bagi wisatawan.

"Saya sudah berkeliling ke sejumlah negara di lima Benua yang ada di belahan bumi ini. Melihat gugusan pulau-pulau kecil berpasir putih dan kearifan budaya lokal masyarakat, sangat luar biasa indah dan eksostis," katanya.

Bupati Muna, LM Rusman Emba yang baru empat bulan menjabat jadi bupati, rupanya menyadari potensi pariwisata yang dimiliki Muna dan penyebab ketertinggalan daerahnya dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Sultra.

Menurut dia, Muna kurang bisa berkembang seperti kabupaten-kabupaten lain di Sultra, bahkan di Indonesia, dikarenakan wilayah ini tidak dipernalkan secara utuh kepada masyarakat di luar Muna.

"Yang terekspose keluar, Muna tidak memiliki sumber daya alam yang bisa menjadikan kesejahteraan masyarakat dan masyarakat Muna berwatak keras, suka berkelahi," katanya.

Padahal, kata dia, kenyataan yang sesungguhnya wilayah Kabupaten Muna kaya dengan berbagai sumber daya alam dan masyarakatnya ramah-ramah dalam memperlakukan tamu.

"Muna tidak hanya kaya dengan sumber daya alam seperti perikanan, perkebunan, peternakan, pariwisata, melainkan juga memiliki kearifan budaya lokal yang luar biasa. Masyarakat Muna tidak suka berkelahi seperti yang terekpose keluar selama ini," katanya.


`Mai te Wuna`

`Mai te Wuna` dalam bahasa masyarakat lokal Kabupaten Muna artinya, mari datang ke Muna.

Ungkapan tersebut sangat sederhana, namun menurut Bupati Rusman Emba, `mai te Wuna` dalam tatanan masyarakat Muna, mengandung makna filosofi yang sangat mendalam.

`Mai te Wuna` mengandung makna mengajak orang lain untuk datang ke Muna, tidak sekadar datang jalan-jalan tetapi melihat kearifan lokal masyarakat secara utuh sekaligus melihat kondisi alam daerah yang bisa memberi kehidupan bagi banyak orang.

"Masyarakat Muna memiliki keramahtamahan yang luar biasa dan alamnya kaya raya. Karena itu, datanglah ke Muna untuk melihat langsung keramahan masyarakat dan kekayaan alamnya," kata Rusman.

Oleh karena makna `mai te Wuna` begitu mendalam, jelas Rusman, maka Pemerintah Kabupaten Muna mulai tahun ini menjadikan `ma tei Wuna` sebagai semangat baru dalam membangun pariwisata dan ekonomi daerah ini secara keseluruhan.

Pemerintah dan masyarakat Muna meyakini semangat `mai te Wuna` bisa menjadi pemacu kebangkitan dunia kepariwisatan dan pembangunan ekonomi Muna secara keseluruhan.

"Melalui semangat `mai te Wuna`, kami tengah merancang pembangunan sejumlah infrastruktur pendukung kepariwisataan di Muna, termasuk membenahi sarana dan prasarana transportasi yang bisa memudahkan Muna dijangkau oleh banyak orang dari berbagai daerah di Indonesia maupun mancanegara," katanya.

Rusman yang baru empat bulan menjabat bupati Muna mengaku memberi perhatian serius bagi pengembangan pariwisata karena potensi pariwisatanya cukup besar.

Di Muna banyak terdapat objek wisata menarik yang luar biasa, terutama wisata bahari berupa gugusan pulau-pulau kecil berpasir putih.

Selain menawarkan panorama alam pantai dengan pasirnya yang unik, juga menawarkan keindahan alam bawah laut berupa terumbu karang dan beragam biota laut lainnya.

Rusman optimistis jika dunia kepariwsataan Muna dikelola secara baik dan dipromosikan ke berbagai daerah, baik dalam maupun luar negeri, maka daerah ini bisa menjadi pilihan untuk berlibur.

Pada saat yang sama, akan muncul banyak investor yang berminat mengelola dan mengembangkan berbagai potensi sumber daya alam yang dimiliki Muna, terutama sumber daya perikanan, peternakan dan perkebunan.

"Potensi sumber daya alam seperti perkebunan, perikanan dan peternakan, menjadikan kesejahteraan masyarakat. Bila dikembangkan dan dikelola dengan baik, berbagai potensi sumber daya alam tersebut bukan hanya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Muna melainkan juga bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional," kata Rusman.


Pintu masuk

Bupati Muna Rusman Emba menyadari kalau masyarakat dari daerah lain untuk datang ke Muna, membutuhkan pintu masuk berupa sarana transportasi umum yang mudah dan nyaman.

Oleh karena itu, mulai awal Februari 2017, maskapi penerbangan nasional Indonesia PT Garuda Indonesia akan melayani penerbangan rute Muna-Makassar, Sulawesi Selatan setiap hari.

"Insya Allah kalau tidak ada hambatan, mulai awal Februari masyarakat Muna yang ingin ke Makassar dan kota-kota lain di Indonesia atau sebaliknya masyarakat dari daerah lain yang ingin ke Muna, sudah bisa menggunakan transportasi udara lewat Makassar," katanya.

Menurut dia, kehadiran maskapai penerbangan Garuda Indonesia melayani rute penerbangan Muna - Makassar tersebut selain akan memudahkan masyarakat Muna berakses dengan dunia luar, juga akan membuat daerah ini semakin dikenal oleh masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia.

Dampaknya yang lebih jauh, tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Muna akan mengalami peningkatan dan pada gilirannya tingkat kesejahteraan masyarakat juga akan membaik dari waktu ke waktu.

"Kami meyakini kehadiran maskapai penerbangan Garuda Indonesia di Muna, akan membawa dampak ekonomi yang luar biasa bagi pemerintah maupun masyarakat kita secara keseluruhan," katanya.

Sementara itu, General Manager Garuda Indonesia Cabang Kendari, Gatot Rijadi, di Kendari, mengatakan penerbangan menuju Pulau Muna menjadi salah satu sasaran pengembangan layanan penerbangan Garuda karena prospek ekonomi pada jalur tersebut sangat menjanjikan.

Menurut dia, maskapai penerbangan Garuda Indonesia di Muna, bukan hanya bisa membuka keterisolasian kabupaten ini melainkan juga memudahkan transportasi bagi masyarakat Kabupaten Muna Barat dan Buton Tengah.

"Masyarakat di tiga kabupaten itu, sudah banyak yang melakukan perjalanan dan kegiatan di luar daerah menuju Makassar atau Jakarta," katanya.

Pengurus Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Tenggara memberikan apresiasi dan dukungan penuh kepada Pemerintah Kabupaten Muna yang memberi perhatian serius bagi pengembangan industri pariwisata di daerah tersebut.

"Kami pengurus PHRI sangat mendukung upaya Pemerintah Kabupaten Muna yang ingin menggenjot pembangunan industri pariwisata. Bila diperlukan, kami siap berkontribusi membangun infrastruktur pendukung kepariwisataan seperti hotel dan restoran," kata Ketua Badan Pimpinan Daerah (BPD) PHRI Sulawesi Tenggara Hendra Sukarno di Kendari, Sabtu (28/1.

Mampukah semangat `mai te Wuna` atau "datanglah berkunjung" mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan di Muna dan pertumbuhan ekonomi daerah ini secara keseluruhan, waktu yang akan menjawabnya kelak.

Ketua DPRD Kabupaten Muna Mukmin Naini mendukung penuh upaya bupati setempat yang memberi perhatian khusus bagi pengembangan industri pariwisata di kabupaten dengan semangat `mai te Wuna` tersebut.

Pewarta : Oleh Agus
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024