Kendari, Antara Sultra - Ratusan petani pemilik sawah di sejumlah desa dan kelurahan di Bombana, Sulawesi Tenggara, harus antre atau bergantian turun ke sawah karena terbatasnya pengairan yang dihasilkan bendungan di daerah itu.

Kasman (54), petani sawah di Kelurahan Lameroro Kecamatan Rumbia, Rabu mengungkapkan, seharusnya di kelompoknya sudah harus membajak sawah sejak November dan Desember 2016, namun karena terbatasnya air dari bendungan setempat mengakibatkan harus menuggu giliran pada akhir Januari atau Februari 2017.

"Kelompok tani sekitar kelurahan kami ini ada sekitar enam kelompok, dan setiap kelompok terdiri dari 20-30 orang petani sawah dengan luas areal rata 2-5 hektare perorang. Artinya bahwa ada ratusan hektare sawah saat ini menunda tanam padi karena terbatasnya air," ujaranya.

Ia mengatakan, satu-satunya air yang disupalai dari bendungan Langkapa sekitar Kelurahan Lameroro itu, selama 10 tahun terakhir tidak mampu lagi mengairi sawah yang mencapai ribuah hektare untuk wilayah kecamatan Rumbia maupun RumbiaTengah.

"Oleh karena itu, untuk bisa panen dua kali dalam setahun, maka petugas pengatur air di bendungan itu harus proaktif membagi penyaluran air pada saluran sekunder hingga sampai pada sawah petani," ujaranya.

Sebelumnya, Kadis Pertanian Perkebunan dan Peternakan Bombana Asis Fair dalam keterangan terpisah mengatakan dampak keterbatasan air dari bendungan, serta serta kurangnya intesitas curah hujan menyebabkan ratusan bahkan mencapai ribuan hektare sawah di Bombana pada musim tanam kedua pada 2016 terlambat tanam.

Tanpa menyebut luas areal tanam padi sawah pada 2016 dan memasuki tahun pertama di 2017, namun menurut dia bahwa dari laus arela padi swah yang mencapai 12 ribua hektare itu sekitar 60 persen di antaranya merupakan sawah tandah hujan.

"Capaian produksi padi sawah petani di Bombana pada panen kedua di 2016 sedikit lebih menurun akibat musim hujan yang lalu tinggi menyebabkan banyak tanama padi yang mengalami gagal panen," ujarnya seraya menambahkan rata-rata capaian produksi padi antara 5 - 8 ton per hektare gabah kering giling.

Pewarta : Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024