Kendari (Antara News) - Meskipun Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) berbatasan dengan beberapa provinsi yang sering dilanda konflik, namun hingga saat ini daerah di jazirah bagian tenggara Pulau Sulawesi itu tidak pernah terjadi konflik.
"Sultra termasuk salah satu daerah di Tanah Air yang tidak rawan konflik," kata Wakil Gubernur Sultra HM Saleh Lasata saat menyampaikan sambutan pada acara Doa Bersama Dalam Kebhinekaan Untuk NKRI di Kendari, Rabu.
Kegiatan Doa Bersama Dalam Kebhinekaan Untuk NKRI yang digagas jajaran Polri, TNI, Pemerintah Provinsi dan Kanwil Kementerian Agama di daerah itu dihadiri sekitar 2.500 orang yang berasal kalangan umat Islam, Protestan, Katolik, Hindu dan Budha.
Selaian itu, unsur TNI/Polri, pimpinan perguruan tinggi, organisasi masyarakat, Forum komunikasi antarumat beragama, mahasiswa, LSM dan pelajar se-Kota Kendari.
Menurut Wagub, masyarakat Sultra hidup dalam rukun dan damai, sehingga kebersamaan yang sudah tercipta puluhan tahun silam ini tetap terjaga dan terpelihara dengan satu tujuan yakni terciptanya masyarakat adil dan makmur yang cinta terhadap Tanah Air dan bangsa Indonesia.
Suasana yang damai dan rukun di daerah ini, kata Wagub, sehingga United Nations Development Programme (UNDP), program pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menyebut Sultra merupakan salah satu wilayah yang tergolong aman dan tidak pernah terjadi konflik persaudaraan atau kelompok yang berbau SARA.
"Kita berharap dengan predikat wilayah Sultra sebagai daerah aman dan hidup damai itu terus dipertahankan sekaligus menjadi teladan bagi daerah lain di Indonesia yang biasa terjadi konflik," ujarnya.
Kapolda Sultra Brigjen Pol Agung Sabar Santoso mengatakan doa bersama yang diikuti seluruh elemen sebagai wujud kecintaan kepada NKRI.
"Kita semua menikmati persaudaraan dan kebersamaan. TNI dan Polri duduk berdampingan untuk melindungi rakyat," kata Kapolda Sultra.
Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Shaleh mengatakan Indonesia itu rumah besar rakyat dengan berlatar belakang berbeda-beda tetapi satu yaitu Pancasila.
"Mari kita nikmati perbedaan ini karena kita diciptakan berbeda-beda. Itulah Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika berdasarkan Pancasila," kata Rahman Shaleh, politisi PAN.
Rangkaian doa bersama yang mengambil tema "Kebhinekaan Untuk NKRI, Nusantara Bersatu Indonesiaku, Indonesia Kami, Indonesia Kita Bersama, Bhineka Tunggal Ika", diawali dengan beberapa sambutan antara lain Ketua Kerukunan Forum Antarumat Beragama Sultra, H Abdul Hamid, Kapolda Sultra Brigjen Pol Agung Sabar Santoso dan Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh.
Pada akhir acara tersebut dilanjutkan dengan doa bersama yang diikuti ribuan ummat yang memadati Aula Kampus Poletekes Kendari itu dengan dipimpin masing-masing perwakilan tokoh agama Islam, Protestan, Katholik, Hindu dan Budha.
"Sultra termasuk salah satu daerah di Tanah Air yang tidak rawan konflik," kata Wakil Gubernur Sultra HM Saleh Lasata saat menyampaikan sambutan pada acara Doa Bersama Dalam Kebhinekaan Untuk NKRI di Kendari, Rabu.
Kegiatan Doa Bersama Dalam Kebhinekaan Untuk NKRI yang digagas jajaran Polri, TNI, Pemerintah Provinsi dan Kanwil Kementerian Agama di daerah itu dihadiri sekitar 2.500 orang yang berasal kalangan umat Islam, Protestan, Katolik, Hindu dan Budha.
Selaian itu, unsur TNI/Polri, pimpinan perguruan tinggi, organisasi masyarakat, Forum komunikasi antarumat beragama, mahasiswa, LSM dan pelajar se-Kota Kendari.
Menurut Wagub, masyarakat Sultra hidup dalam rukun dan damai, sehingga kebersamaan yang sudah tercipta puluhan tahun silam ini tetap terjaga dan terpelihara dengan satu tujuan yakni terciptanya masyarakat adil dan makmur yang cinta terhadap Tanah Air dan bangsa Indonesia.
Suasana yang damai dan rukun di daerah ini, kata Wagub, sehingga United Nations Development Programme (UNDP), program pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menyebut Sultra merupakan salah satu wilayah yang tergolong aman dan tidak pernah terjadi konflik persaudaraan atau kelompok yang berbau SARA.
"Kita berharap dengan predikat wilayah Sultra sebagai daerah aman dan hidup damai itu terus dipertahankan sekaligus menjadi teladan bagi daerah lain di Indonesia yang biasa terjadi konflik," ujarnya.
Kapolda Sultra Brigjen Pol Agung Sabar Santoso mengatakan doa bersama yang diikuti seluruh elemen sebagai wujud kecintaan kepada NKRI.
"Kita semua menikmati persaudaraan dan kebersamaan. TNI dan Polri duduk berdampingan untuk melindungi rakyat," kata Kapolda Sultra.
Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Shaleh mengatakan Indonesia itu rumah besar rakyat dengan berlatar belakang berbeda-beda tetapi satu yaitu Pancasila.
"Mari kita nikmati perbedaan ini karena kita diciptakan berbeda-beda. Itulah Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika berdasarkan Pancasila," kata Rahman Shaleh, politisi PAN.
Rangkaian doa bersama yang mengambil tema "Kebhinekaan Untuk NKRI, Nusantara Bersatu Indonesiaku, Indonesia Kami, Indonesia Kita Bersama, Bhineka Tunggal Ika", diawali dengan beberapa sambutan antara lain Ketua Kerukunan Forum Antarumat Beragama Sultra, H Abdul Hamid, Kapolda Sultra Brigjen Pol Agung Sabar Santoso dan Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh.
Pada akhir acara tersebut dilanjutkan dengan doa bersama yang diikuti ribuan ummat yang memadati Aula Kampus Poletekes Kendari itu dengan dipimpin masing-masing perwakilan tokoh agama Islam, Protestan, Katholik, Hindu dan Budha.