Kupang (Antara News) - Sejumlah tokoh lintas agama perwakilan dari agama Kristen, Katolik, Islam, Hindu, dan Budha di Nusa tenggara Timur, Rabu di Kupang, menandatangani "Seruan Bersama" untuk tekad menjaga persatuan dan kesatuan demi keutuhan NKRI.

        Dalam pantauan Antara, penandatanganan "Seruan Bersama" itu dilaksanakan di sela-sela apel Nusantara Bersatu - Indonesiaku, Indonesiamu, Indonesia kita Bersama, Bhineka Tunggal Ika di Alun-alun Rumah Jabatan Gubernur NTT, Rabu.

        Kelima tokoh perwakilan masing-masing agama itu diantaranya Ketua MUI NTT Abdul Kadir Makarim, Ketua Majelis Sinode GMIT (Gereja Masehi Injili Timor) Pdt Mery LY Kolimon, Uskup Agung Kupang Mgr Petrus Turang, Ketua PHDI (Parhisada Hindu Darma Indonesia) NTT M Putra Kusuma, dan Ketua Walubi NTT Aryadi Satyawira.

        Setelah pendatanganan, perwakilan tokoh lintas agama tersebut melayangkan doa bersama dengan versi masing-masing agama untuk mendoakan keselamatan dan keutuhan NKRI.

        Para tokoh lintas agama menyepakati bahwa hidup rukun dan damai dalam kemajemukan dan keberagaman adalah watak dasar bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila.

        Dengan mencermati situasi dan kondisi nasional dewasa ini, para tokoh lintas agama sebagai pemimpin umat beragama di provinsi kepulauan itu merasa senasib dan seperjuangan bersama seluruh masyarakat Indonesia untuk menjaga persaudaraan, persatuan, dan kesatuan.

        Adapun dalam "Seruan Bersama" itu, para tokoh lintas agama menyampaikan tekad NTT untuk memperkokoh kerukunan yang terawat dan terjaga dengan baik selama ini.

        Tokoh lintas agama juga meminta semua pihak agar menjaga situasi batin dan membangun sikap saling percaya, menghargai, dan melindungi dalam bingkai NKRI.

        Umat beragama NTT juga mendorong para pemimpin bangsa di tingkat nasional maupun daerah agar tidak memaksakan kehendak yang bertentangan dengan Ideologi Pancasila.

        Umat beragama NTT tetap bergandengan tangan mewujudkan Indonesia yang mana, damai, adil, dan sejahtera.

        Terakhir, umat beragama NTT sebagai bagian utuh dari NKRI menolak berbagai sikap dan tindakan intoleran yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, yang selama ini sudah dijaga bersama.

        Ketua MUI NTT Abdul Kadir Makarim di sela-sela apel Nusantara Bersatu itu kepada Antara, mengatakan bahwa kesepakatan tersebut merupakan semangat kebangsaaan yang luar biasa dan perlu untuk terus digalakan dan dipertahankan.

        "Ini menunjukkan bahwa kita NTT tetap menjaga kerukunan, selalu berdampingan antara satu agama dengan yang lain dan sikap saling menghargai tetap terjaga baik dalam hidup bersama," demikian Abdul Kadir Makarim.

        Penandatanganan "Seruan Bersama" disaksikan Gubernur NTT Frans Lebu Raya, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Kyai Haji Ahmad Hasyim Muzadi, dan pulihan ribu peserta apel dari unsur FORKOMPINDA NTT, DPRD, TNI-Polri, Pejabat SKPD Guru-Guru, Pelajar, Organisasi Kemahasiswaan, dan juga masyarakat setempat.

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor :
Copyright © ANTARA 2024