Anggi (Antara News) - Bupati Pegunungan Arfak, Papua Barat, Yosias Saroy akan mewajibkan masyarakat untuk membangun rumah adat "kaki seribu".

         Ditemui di Anggi, Kamis, Yosias mengutarakan bahwa, hal ini dilakukan untuk mempertahankan rumah adat tersebut agar tidak punah. Disisi lain, hal ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik wisatawan.

         Bupati berharap, mulai Januari 2017 warga sudah mulai membangun. Ia siap mengawalinya dengan membangun rumah adat tersebut di jalan protokol menuju kediamannya yang berada di Distrik Anggi.

         Dia menyebutkan, The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sudah menetapkan rumah adat tersebut sebagai warisan dunia.

         "Kedepan di setiap distrik dan kampung harus berdiri rumah kaki seribu yang menjadi icon distrik atau kampung tersebut. Di pinggir jalan poros dari Manokwari menuju Anggi maupun dari Ransiki harus lebih banyak," katanya.

         Kedepan lanjut, Saroy akan mendorong penyusunan peraturan daerah tentang pembentukan badan usaha milik daerah (BUMD). Ia ingin, pemerintah kedepan membangun penginapan atau hotel dengan mengadopsi konsep rumah kaki seribu.

         "Kita berupaya untuk bisa membangun, selanjutnya dihibahkan kepada BUMD agar dikelola secara baik. Sehingga bisa menjadi sumber pendapatan di daerah," katanya lagi.

          Menurutnya, rumah kaki seribu bisa diadopsi dalam bangunan hotel dan penginapan. Ia ingin sisi luar bangunan tersebut serupa dengan wujud asli rumah kaki seribu, namun didalamnya dirancang secara modern.

          Selain memiliki nuansa budaya, penginapan atau hotel tersebut harus dilengkapi dengan fasilitas hotel pada umumnya.

          "Saya rasa ini bagus, sehingga menjadi daya tarik tersendiri," ujarnya.

          Ia berharap, kedepan pihaknya bisa memperoleh orang yang tepat yang dapat memimpin BUMD tersebu. Selain mendukung pendapatan daerah, ia ingin BUMD yang akan dibentuk tersebut bisa mendukung pengembangan pariwisata di daerah ini.

          Di Pegunungan Arfak terdapat empat subsuku Arfak yakni Suku Hatam, Moile, Souhg dan Suku Meyah. Selain memiliki bahasa yang berbeda, empat suku ini memiliki ciri khas masing-masing dalam membangun rumah kaki seribu.

          Masyarakat hidup berkelompok dan sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Pola pertanian yang terapkan adalah pola pertanian subsistem.

Pewarta : Toyiban
Editor :
Copyright © ANTARA 2024