Kupang (Antara News) - Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Nusa Tenggara Timur Naek Tigor Sinaga optimistis ekonomi NTT triwulan IV 2016 akan tumbuh antara 5,0 sampai 5,4 persen.

        TPID optimistis sebab ada peningkatan pertumbuhan di triwulan IV dengan berbagai asumsi seperti hasil perkebunan dan padi akan bisa meningkat karena pengaruh La Nina yang menyebabkan hujan turun lebih banyak, katanya di Kupang, Jumat.

        Naek Tigor yang sehariannya adalah Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan NTT itu mengatakan realisasi belanja pemerintah juga akan dipacu sehingga mendorong perekonomian.

        "Belanja konsumsi juga pasti akan lebih baik lagi. Sejalan realisasi belanja pemerintah sektor konstruksi akan mendapatkan limpahan dan meningkat," katanya.

        Terkait akhir tahun, pola perdagangan akan meningkat seiring peningkatan konsumsi.

        Ia mengatakan kalau di 2015 pertumbuhan ekonomi 5,02 maka akan optimistis meningkat di 2016 menjadi 5,04 persen.

        "Beberapa faktor diantaranya ada tambahan gaji ke-14, peningkatan dana desa sampai Rp1,8 triliun, dorongan peningkatan upah, pembangunan proyek-proyek pemerintah. Inilah hal yang mendorong perekonomian di NTT," katanya.

        Kepala Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur Maritje Pattiwaellapia mengatakan pertumbuhan ekonomi di daerah ini pada Triwulan III-2016 sebesar 5,19 persen dipicu oleh tiga lapangan usaha utama.

        Secara umum terjadi pertumbuhan pada seluruh lapangan usaha. Namun pertumbuhan terbesar terjadi pada lapangan usaha pengadaan listrik dan gas yaitu sebesar 14,35 persen, diikuti oleh lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 11,63 persen dan Konstruksi sebesar 8,66 persen," katanya.   

        Selain pertumbuhan itu dipicu tiga lapangan usaha terbesar itu, ada tiga lapangan usaha utama yang ikut mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi di daerah ini pada triwulan III-2016 hingga mencapai 5,19 persen.

        Ketiga lapangan usaha utama itu adalah itu adalah pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 28,97 persen, administrasi pemerintahan.

        Berikut katanya pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 12,38 persen dan perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 11,21 persen.

        Sedangkan dari sisi pengeluaran katanya lapangan usaha yang ikut memicu terjadi pertumbuhan didominasi oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 71,85 persen.

Pewarta : Hironimus Bifel
Editor :
Copyright © ANTARA 2024