Jakarta (Antara News) - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengatakan era reformasi menghasilkan banyak kemajuan bagi Indonesia tapi ada ekses negatifnya salah satunya adalah menurunnya wawasan kebangsaan.

         "Contohnya, adalah hilangnya lembaga BP7, hilangnya penataran P4, serta hilangnya mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila dalam kurikulum sekolah," kata Zulkifli Hasan ketika menerima Delegasi Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), di ruang kerjanya di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis.

         Delegasi GMNI dipimpin Ketua Presidium, Chrisman D, yang didampingi sejumlah anggota presidium.

         Menurut Zulkifli, bangsa Indonesia yang sangat heterogen dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia dapat tetap bersatu, hidup rukun dan damai, karena Indonesia memiliki Pancasila sebagai ideologi negara, serta konsensus Bhinneka Tunggal Ika.

         Bangsa Indonesia, kata dia, juga memiliki UUD NRI 1945 sebagai dasar negara dan induk dari seluruh regulasi di Indonesia serta komit menjaga keutuhan Negara Kesatuan republik Indonesia (NKRI).

         "Bangsa Indoesia yang merdeka pada 71 tahun lalu, sudah terlatih dan memiliki kesadaran tinggi terhadap kebhinekaan," katanya.  

         Pada kesempatan tersebut, Zulkifli mengajak Presidium GMNI untuk merawat kebhinnekaan tersebut.

         "Nilai luhur ini harus kembali digelorakan. Caranya dengan merawat kebhinnekaan dan menjadikannya sebagai perilaku seperti saling menghargai dan menghormati," ujarnya.

         Sementara itu, Ketua Presidium GMNI, Chrisman menyampaikan, hasil rapat koordinasi nasional (Rakornas) yang diikuti oleh pengurus daerah GMNI.

         Menurut Chrisman, para mahasiswa dituntut untuk berperan aktif dan obyektif di tengah berbagai kepentingan yang ada serta dapat menempatkan diri agar negara tetap kondusif.

         "Hasil Rakornas merupakan penegasan posisi mahasiswa agar Indonesia ke depan menjadi lebih baik," katanya.

Pewarta : Riza Harahap
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024