Gowa (Antara News) - Bupati Gowa, Sulawesi Selatan Adnan Purichta Ichsan YL mengundang Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto ke Gowa untuk membahas desain Masjid Agung Syekh Yusuf yang sedang direnovasi total.

         "Pak Wali Kota sebelum menjadi kepala daerah memang adalah salah satu arsitek terbaik dan sudah banyak karyanya yang fenomenal yang dihasilkan. Makanya, kami mengundangnya ke Gowa untuk meminta sarannya mengenai renovasi masjid Agung Syekh Yusuf ini," ujar Adnan di Gowa, Senin.

         Adnan Purichta mengatakan, jika desain masjid agung kebanggaan warga Kabupaten Gowa ini sudah ditangani oleh konsultan yang telah ditunjuk, namun ide dan saran wali kota sangat kita butuhkan sebagai seorang arsitek.

         Ia sendiri mengagumi sejumlah karya dari Danny Pomanto seperti anjungan Pantai Losari serta masjid terapung yang menjadi ikon kota berjuluk "Anging Mammiri" itu.

         Menurut Adnan, dirinya sengaja mengundang Danny untuk meminta saran dan pendapat terkait renovasi masjid dan desain yang sudah dibuat oleh konsultan.

         "Pak Wali ini sudah banyak mendesain masjid yang jadi ikon. Beliau juga selama ini kalau mendesain masjid tidak pernah dibayar, apalagi rencana masjid 99 kubah yang akan dibangun itu juga adalah karyanya," katanya.

         Menghadirkan Danny untuk membahas secara detail renovasi masjid ini menunjukkan keseriusan Pemkab Gowa menjadikan Masjid Agung Syekh Yusuf sebagai ikon baru di Sulsel.

         "Kita mendengarkan masukan dan saran dari Pak Wali, kemudian kita akan rapatkan kembali dengan semua pihak terkait pembangunan ini," jelas Adnan.

         Sementara itu, Danny membuka pembicaraannya dengan ungkapan apresiasi atas rencana Pemkab Gowa menjadikan Masjid Agung Syekh Yusuf sebagai ikon baru.

         "Saya respek sekali dengan upaya pembangunan masjid ini. Ini luar biasa sekali karena secara filosofi dan religius ini sudah dieksplore. Anatomi struktur yang ada sudah berhasil mengeksplor anatomi daerah," katanya.

         Menurut Danny, jika ingin membuat ikonik memang harus berbeda. Tapi tetap harus menunjukkan identitas dan kultur dari Gowa, apalagi sejarahnya Gowa adalah salah satu kerajaan terbesar di Nusantara ini.

         "Ikonik itu berbeda dengan kebanyakan. Ini sudah cukup bagus karen kultur sudah masuk dan inilah The Kingdom of Gowa. Saya melihat ini sudah berhasil mengeksplore motif dan budaya Gowa," ungkapnya.

         Perencanaan atap dan kuba, kata Danny, terlihat seperti grafis dan lontara. Ia juga mengusulkan beberapa hal, seperti penambahan lampu di ujung menara. Termasuk ketebalan beberapa sudut dan bagian bangunan.

         Danny membahas satu persatu tiap bagian masjid. Termasuk, potensi terburuk yang bisa terjadi jika menggunakan bahan-bahan tertentu. Keduanya juga sempat membahas terkait rencana pengembangan Gowa ke depan, salah satunya pemindahan ibu kota Kabupaten Gowa ke Pattallassang.

         Pertemuan dua kepala daerah ini sendiri juga dihadiri oleh Wakil Bupati Gowa, Abd Rauf Malaganni Kr Kio, Ketua DPRS Gowa, Anzar Zaenal Bate, Sekda Gowa, H Muchlis, Ketua HIPMI Gowa, Omar Muhammad Sahar, beberapa Kepala SKPD dan donatur pembangunan masjid.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024