Unaaha (Antara News) - Aparat Polres Konawe mengimbau masyarakat mewaspadai gerakan Kesultanan Pandanguni sebagai kelompok yang diduga mengatasnamakan agama untuk aksi penipuan dan penggelapan uang.

         "Kami sudah instruksikan kepada para kapolsek jika ada masyarakat yang diajak ikut kesultanan itu jangan mau karena itu penipuan," kata Kapolsek Konawe Ajun Komisaris Besar Polisi Jemi Junaidi di Konawe, Sultra, Kamis.

         Saat sosialisasi pencegahan deradikalisasi, antiradikal, dan anti-Pancasila bersama para Muspida yang melibatkan para tokoh agama, tokoh masyarakat, Jemi menjelaskan gerakan Kesultanan Pandanguni itu telah berjalan sejak dua tahun lalu dengan merekrut masyarakat untuk menjadi anggota.

         Pimpinan kelompok itu menjanjikan masyarakat yang menjadi anggota akan mendapatkan gaji sebesar Rp15 juta per bulan selama seumur hidup dari Bank Dunia.

         Namun, masyarakat diwajibkan membayar uang pendaftaran sebesar Rp300 ribu per orang untuk mendapatkan gaji seumur hidup tersebut.

         Diungkapkan Jemi, jumlah masyarakat yang telah menjadi korban kelompok itu mencapai lebih dari 1.000 orang di Konawe Utara dan 3.500 orang di Konawe.  "Sudah ada sumbangan yang masuk namun kami masih menunggu laporan dari korban," ujar Jemi.

         Jemi mengungkapkan sejauh ini masyarakat belum ada yang melaporkan peristiwa itu karena korban masih berusaha mencari pimpinan ajaran kesultanan yang menyimpang tersebut.

         Perwira menengah kepolisian itu menduga pelaku menyebarkan ajaran menyimpang yang mengatasnamakan agama tertentu untuk penipuan.

         Selain Kesultanan Pandanguni, Jemi menambahkan motif penipuan kerap terjadi di wilayah hukum Polres Konawe dengan modus menjual barang peninggalan seperti peci kopiah milik Presiden pertama Soekarno seharga Rp15 juta.   "Kita masih penyelidikan dengan memeriksa beberapa saksi berdasarkan salah satu korban yang melapor," tutur Jemi.

Pewarta : Taufik Ridwan
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024