Kendari (Antara News) - Hasil sensus ekonomi (SE2016) di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) selama Mei-Agustus 2016 tercacat 285.500 usaha non pertanian atau meningkat 43,9 persen dibanding 10 tahun lalu atau 2006 hanya 198.404 usaha.
Kepala BPS Sultra, Atqo Mardiyanto di Kendari, Senin mengatakan, angka detil usaha yang berhasil dicatat itu sifatnya masih sementara dan masih akan diolah kembali hingga menghasilkan keputusan yang final di pertengahan Desember 2016.
"Jadi data jumlah usaha SE2016 ini masih sementara, namun demikian walaupun ada perubahan tidak akan berpengaruh besar angkanya," ujarnya.
Ia mengatakan, kenaikan jumlah usaha hasil sensus ekonomi 2016 itu dinilai pantas karena proses pendataan ulang dilakukan selama 10 tahun.
"Dari jumlah 17 kabupaten kota yang dilakukan pendataan sensus ekonomi itu ada beberapa kabupaten kota yang naik jumlah usahanya di atas angka 50-70 persen," ujarnya.
Ia memberikan contoh,Kota Kendari misalnya pada SE2016, jumlah usahanya kini mencapai 41.700 usaha atau naik signifikan dibanding sepuluh tahun sebelumnya yang tercatat 29.101 usaha.
Begitu pula dengan kabupaten Muna dari 23.400 usaha di 2006, kini naik menjadi 30.808 usaha, Kota Baubau dari 13.900 usaha naik menjadi 20.001 usaha, Kabupaten Konawe Selatan naik dari 20.100 usaha naik menjadi 30.200 usaha dan Kabupaten Kolaka juga naik signifikan dari 16,7 ribu usaha menjadi 22,9 ribu usaha dan Kabupaten Konawe naik dari 20,6 ribu usaha naik menjadi 26,9 ribu usaha.
Sementara kabupaten lain seperti Buton, Wakatobi, Buton Tengah, Muna Barat, Kolaka Utara, Buton Selatan, Kolaka Timur dan Kabupaten Konawe hanya naik 10-30 persen, kecuali Kabupaten Bombana naik dari 8,8 ribu usaha menjadi 18,1 ribu usaha non pertanian.

Pewarta : Azis Senong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024