Jakarta (Antara News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberhentikan dengan hormat Archandra Tahar sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno di Kantor Presiden Jakarta, Senin malam, mengumumkan hal itu dalam jumpa pers yang diumumkan secara mendadak pada Senin sore.
"Menyikapi pertanyaan publik terkait kewarganegaraan Menteri ESDM, Saudara Archandra Tahar sebagai Menteri ESDM. Setelah memperoleh informasi dari berbagai sumber, Presiden memberhentikan secara hormat Archandra dari Menteri ESDM," kata Pratikno.
Untuk kepentingan itu, Presiden kemudian menunjuk Luhut Binsar Panjaitan sebagai pelaksana tugas Menteri ESDM sampai diangkat Menteri ESDM definitif. "Dan menunjuk Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan sebagai pelaksana tugas Menteri ESDM sampai diangkat Menteri ESDM definitif," katanya.
Pratikno menambahkan bahwa pemberhentian tersebut mulai berlaku efektif hari SElasa atau 16 Agustus 2016. "Efektif diberhentikan mulai besok pagi karena ditetapkan malam ini," katanya.
Saat ditanya wartawan apakah pemberhentian tersebut mempertimbangkan sisi hukum atau politis, Pratikno menegaskan bahwa pemberhentian telah mempertimbangkan berbagai hal dari berbagai dimensi.
Archandra Tahar dalam beberapa waktu terakhir diterpa kabar memiliki kewarganegaraan ganda yakni Amerika Serikat dan Indonesia.
Status kewarganegaraan itulah yang mengundang polemik bahkan beberapa fraksi di DPR langsung memintanya untuk mundur dari jabatannya sejak pekan lalu.
Sementara itu Pengamat energi Komaidi Notonegoro menilai pemberhentian Arcandra Tahar sebagai Menteri ESDM oleh Presiden Joko Widodo sudah tepat. "Daripada menciptakan kegaduhan berkepanjangan, saya kira itu langkah yang tepat," katanya di Jakarta, Senin.
Menurut Direktur Eksekutif ReforMiner Institute itu polemik kewarganegaraan Arcandra telah membuat fokus perbaikan sektor ESDM menjadi terganggu.
Komaidi melanjutkan, pemberhentian Arcandra yang baru menjabat Menteri ESDM sejak 27 Juli 2016 tentu akan memengaruhi kinerja ESDM. "Namun, saya pikir akan cepat kembali pulih asalkan dipilih figur Menteri ESDM yang memiliki integritas dengan kepemimpinan yang kuat," ujarnya.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno di Kantor Presiden Jakarta, Senin malam, mengumumkan hal itu dalam jumpa pers yang diumumkan secara mendadak pada Senin sore.
"Menyikapi pertanyaan publik terkait kewarganegaraan Menteri ESDM, Saudara Archandra Tahar sebagai Menteri ESDM. Setelah memperoleh informasi dari berbagai sumber, Presiden memberhentikan secara hormat Archandra dari Menteri ESDM," kata Pratikno.
Untuk kepentingan itu, Presiden kemudian menunjuk Luhut Binsar Panjaitan sebagai pelaksana tugas Menteri ESDM sampai diangkat Menteri ESDM definitif. "Dan menunjuk Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan sebagai pelaksana tugas Menteri ESDM sampai diangkat Menteri ESDM definitif," katanya.
Pratikno menambahkan bahwa pemberhentian tersebut mulai berlaku efektif hari SElasa atau 16 Agustus 2016. "Efektif diberhentikan mulai besok pagi karena ditetapkan malam ini," katanya.
Saat ditanya wartawan apakah pemberhentian tersebut mempertimbangkan sisi hukum atau politis, Pratikno menegaskan bahwa pemberhentian telah mempertimbangkan berbagai hal dari berbagai dimensi.
Archandra Tahar dalam beberapa waktu terakhir diterpa kabar memiliki kewarganegaraan ganda yakni Amerika Serikat dan Indonesia.
Status kewarganegaraan itulah yang mengundang polemik bahkan beberapa fraksi di DPR langsung memintanya untuk mundur dari jabatannya sejak pekan lalu.
Sementara itu Pengamat energi Komaidi Notonegoro menilai pemberhentian Arcandra Tahar sebagai Menteri ESDM oleh Presiden Joko Widodo sudah tepat. "Daripada menciptakan kegaduhan berkepanjangan, saya kira itu langkah yang tepat," katanya di Jakarta, Senin.
Menurut Direktur Eksekutif ReforMiner Institute itu polemik kewarganegaraan Arcandra telah membuat fokus perbaikan sektor ESDM menjadi terganggu.
Komaidi melanjutkan, pemberhentian Arcandra yang baru menjabat Menteri ESDM sejak 27 Juli 2016 tentu akan memengaruhi kinerja ESDM. "Namun, saya pikir akan cepat kembali pulih asalkan dipilih figur Menteri ESDM yang memiliki integritas dengan kepemimpinan yang kuat," ujarnya.