Kendari (Antara News) - Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tenggara, Ryha Madi mengimbau media atau insan pers untuk berperan mencegah tindakan terorisme yang menimbulkan rasa takut bagi masyarakat.

"Media sangat strategis untuk mencegah tindakan terorisme bila pemberitaannya selalu menyorot perilaku keji para teroris yang menyengsarakan banyak orang," katanya di Kendari, Kamis.

Sebaliknya, kata dia, media bisa menjadi motivasi para teroris untuk terus melakukan teror bila pemberitaanya selalu menyorot kehebatan teroris dalam mengelabui aparat yang berusaha menangkap pelaku teror atau menyiarkan keterangan dari mantan pelaku teror.

"Dengan menyiarkan kehebatan pelaku teror mengelabui petugas dan komentar mantan teroris atau anggota kelompok teroris, membuat para teroris bangga dan terus mencari celah untuk menebar teror," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, jika media terutama televisi ingin berperan dalam pencegahan terorisme, maka tidak boleh lagi menyiarkan keterangan mantan teroris atau anggota kelompok teroris secara langsung termasuk kegiatan penggrebekan teroris.

Menyiarkan secara langsung kegiatan penggrebekan teroris oleh petugas pengamanan, kata dia, juga sangat membahayakan keselamatan petugas sendiri, sebab anggota kelompok teroris yang sedang menonton televisi dengan mudah memberikan informasi kepada rekan-rekannya yang sedang digrebek.

"Dengan mengetahui informasi pergerakan petugas, maka para teroris bisa dengan mudah mengarahkan senjata atau bom kepada petugas atau mereka meloloskan diri dari sergapan petugas," katanya.

Menurut dia, yang mesti menjadi fokus perhatian media dalam peledakan bom oleh teroris, adalah penderitaan korban atau keluarga korban, bukan meminta komentar mantan teroris atau anggota kelompok teroris.

Pewarta : Agus
Editor :
Copyright © ANTARA 2024