Manokwari (Antara News) - Sejumlah pihak di wilayah Provinsi Papua Barat menginisiasi program keluarga bebas (Kebas) Malaria yang akan segera diluncurkan.

        Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Victor Eka Nugrahaputra di Manokwari, Sabtu, menjelaskan, program Kebas Malaria muncul dari enam peserta pada kegiatan pelatihan penanggulangan malaria di Melbourne, Australia,  Mei 2016.

        Melalui program ini, kata dia, Papua Barat ingin mewujudkan tiga bebas di provinsi ini, yaitu, bebas dari kekurangan informasi tentang malaria, bebas dari penggunaan kelambu berinsektisida yang tidak tepat, dan bebas dari ketidakpatuhan minum obat antimalaria bagi penderita.

        Menurutnya, program ini sudah mendapat dukungan dari Kementerian Kesehatan, Tim Penggerak PKK Provinsi Papua Barat, Unicef, BP-LNG Tangguh Bintuni, KOMPAK, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Papua Barat, Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, Fakfak dan Teluk Bintuni.

        Dia mengutarakan program ini bertujuan untuk menurunkan kasus kesakitan dan kematian akibat malaria terutama pada kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi dan anak.

        "Saat ini kami sedang menyusun pedoman dan panduan praktis program tersebut," ujarnya lagi.

        Sebagai langkah awal, Victor telah membentuk grup diskusi media sosial WhatsApp (WA) dengan jumlah 90 orang sudah bergabung.  Mereka terdiri dari para pakar, pejabat Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten serta pihak-pihak dari pemangku kepentingan lainya, termasuk para jurnalis media massa di Kabupaten Manokwari.

        "Grup WA ini untuk mewadahi spirit kolektif untuk membebaskan keluarga-keluarga di Papua Barat dari malaria" kata dia lagi.

        Dia menambahkan program Kebas Malaria dilakukan melalui pendekatan keluarga oleh Posyandu yang merupakan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM). "Semoga gerakan ini mampu melawan malaria, melawan plasmodium dan nyamuk anopheles serta melindungi warga Papua Barat, khususnya ibu hamil, bayi dan anak" pungkasnya.

Pewarta : Toyiban
Editor :
Copyright © ANTARA 2024