Laworo (Antara News) - Pelabuhan feri di Desa Tondasi Kabupaten Muna Barat akan kembali beroperasi, setelah rampung pembangunan perbaikan dermaga yang melayani kapal penyeberangan antarprovinsi itu.

"Pembangunan perbaikan dermaga feri itu sudah rampung sekarang ini, tinggal kita mencari momen yang baik dalam waktu dekat untuk meresmikan kembali pengoperasian pelabuhan itu," kata Penjabat Bupati Muna Barat La Ode M. Rajiun Tumada di Laworo, Kamis.

Rajiun mengatakan, perbaikan dermaga feri yang sempat terhenti beroperasi selama sekitar lima tahun terakhir ini menggunakan anggaran dari APBN tahun 2015 senilai Rp17 miliar.

"Alhamdulillah, setelah Kabupaten Muna Barat terbentuk menjadi daerah otonomi baru dari pemekaran Kabupaten Muna tahun 2014, kami langsung bergerak melakukan lobi dengan pemerintah pusat dan DPR RI untuk menghidupkan kembali fungsi dermaga feri ini," ujar Rajiun yang dilantik menjadi Penjabat Bupati Muna Barat, medio Agustus 2014.

Mantan Kepala Badan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Sultra ini menambahkan, pihaknya juga tengah merampungkan perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan yang ada di daerahnya, terutama ruas-ruas jalan yang menghubungkan dengan kawasan Dermaga Tondasi, agar akses lalu lintas kendaraan bisa berjalan lancar.

Menurut mantan bakal calon Bupati Muna periode 2005-2010 itu, salah satu penyebab terhentinya pelayanan feri penyeberangan yang menghubungkan Kabupaten Muna (Sultra) dengan Kabupaten Bulukumba (Sulawesi Selatan) sejak tahun 2005 itu karena kendala infrastruktur jalan yang tidak memadai.

"Pertama kali beroperasi feri melalui Dermaga Tondasi Kabupaten Muna - Dermaga Bira Kabupaten Bulukumba saat itu sangat mendukung kelancaran roda perekonomian di daerah ini, namun karena jalan dan jembatan rusak serta kondisi dermaga yang tidak memadai, sehingga pelayanan feri itu terhenti," ujarnya.

Ketika masih beroperasi feri Tondasi-Bira, tambahnya, sangat berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian masyarakat, terutama pemasaran hasil-hasil pertanian, perkebunan dan peternakan untuk dipasarkan ke Makassar (Sulsel), bahkan hingga Surabaya (Jawa Timur).

"Jadi kendaraan truk yang membawa hasil bumi dari daerah ini, sebelumnya juga mereka membawa barang-barang produksi pabrik dari Makassar atau Surabaya, sehingga harga barang tersebut di daerah ini relatif murah karena ongkos angkutan barang melalui pelabuhan feri ini lebih hemat," ujarnya.

Oleh karena itu, kata Rajiun, pihaknya sangat antusias untuk menghidupkan kembali fungsi dermaga feri Tondasi-Bira itu agar roda perekonomian masyarakat dan pertumbuhan ekonomi daerah otonomi baru tersebut bisa meningkat.

"Kabupaten Muna Barat merupakan salah satu sentra produksi pertanian dan peternakan di Sultra, oleh karena itu, kami harus memberikan perhatian pada pengelolaan hasil-hasil bumi yang ada di daerah ini seoptimal mungkin untuk mendukung kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Pewarta :
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024