Kendari (Antara News) - Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Nur Alam melaunching beras jenis premium produk lokal daerah itu yang diberi merek "cap Anoa" yang merupakan hewan khas daerah itu, di Kendari, Rabu.
"Untuk pertama kalinya kita melaunching jenis beras premium untuk dipasarkan yang merupakan hasil kerja sama antara Bulog Divre Sultra dan Dinas Pertanian dan Peternakan Sultra," kata Nur Alam.
Ia mengatakan, pemberian identitas Sultra yakni Anoa untuk beras premium itu sesuatu hal yang memiliki nilai tinggi dan merupakan strategi baik dalam hal pemasaran. "Hal ini menunjukan ukuran martabat masyarakat Sultra dengan produk yang dihasilkan," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Sultra Muhammad Nasir mengatakan beras premium tersebut berasal dari varietas lokal Sultra yakni varietas Mekongga dan Varietas Konawe. "Kedua varietas ini adalah bagian dari varietas padi yang ada di Indonesia," katanya.
Kepala Divre Bulog Sultra Amijaya Kamaluddin mengatakan, kehadiran beras premium cap Anoa tersebut merupakan upaya untuk lebih memperkanalkan jenis beras lokal Sultra yang tidak kalah kualitasnya dari beras lain di Indonesia.
"Bisa jadi beras premium yang beredar di Sultra dari pasokan luar daerah, itu jenis berasnya berasal dari Sultra yang gabahnya dibeli pengusaha asal Sulsel dan Jawa kemudian dibuat dalam bentuk beras premium kemudian dijual kembali ke Sultra," katanya.
Ia mengatakan, Perum Bulog Divisi Regional Sultra mulai memasarkan beras premium komersial merek Anoa isi 10 dan lima kilogram, yakni beras merek Anoa 10 kilogram Rp130 ribu, dan yang lima kilogram Rp65.000.
Menurut dia, pemasaran beras premium ini juga untuk memaksimalkan fungsi Unit Pengolahan Gabah dan Beras (UPGB) Unaaha milik Bulog Sultra. "Beras premium yang kami jual ini merupakan varietas lokal Sultra yakni Mekongga dan Konawe," katanya.
Ia mengatakan produksi beras premium itu juga untuk membuang imej yang selama ini melekat pada institusi Bulog. "Selama ini Bulog identik dengan beras untuk masyarakat miskin dan berkualitas jelek. Kami ingin menunjukkan punya peran komersial dan beras dengan berkualitas bagus," katanya.
"Untuk pertama kalinya kita melaunching jenis beras premium untuk dipasarkan yang merupakan hasil kerja sama antara Bulog Divre Sultra dan Dinas Pertanian dan Peternakan Sultra," kata Nur Alam.
Ia mengatakan, pemberian identitas Sultra yakni Anoa untuk beras premium itu sesuatu hal yang memiliki nilai tinggi dan merupakan strategi baik dalam hal pemasaran. "Hal ini menunjukan ukuran martabat masyarakat Sultra dengan produk yang dihasilkan," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Sultra Muhammad Nasir mengatakan beras premium tersebut berasal dari varietas lokal Sultra yakni varietas Mekongga dan Varietas Konawe. "Kedua varietas ini adalah bagian dari varietas padi yang ada di Indonesia," katanya.
Kepala Divre Bulog Sultra Amijaya Kamaluddin mengatakan, kehadiran beras premium cap Anoa tersebut merupakan upaya untuk lebih memperkanalkan jenis beras lokal Sultra yang tidak kalah kualitasnya dari beras lain di Indonesia.
"Bisa jadi beras premium yang beredar di Sultra dari pasokan luar daerah, itu jenis berasnya berasal dari Sultra yang gabahnya dibeli pengusaha asal Sulsel dan Jawa kemudian dibuat dalam bentuk beras premium kemudian dijual kembali ke Sultra," katanya.
Ia mengatakan, Perum Bulog Divisi Regional Sultra mulai memasarkan beras premium komersial merek Anoa isi 10 dan lima kilogram, yakni beras merek Anoa 10 kilogram Rp130 ribu, dan yang lima kilogram Rp65.000.
Menurut dia, pemasaran beras premium ini juga untuk memaksimalkan fungsi Unit Pengolahan Gabah dan Beras (UPGB) Unaaha milik Bulog Sultra. "Beras premium yang kami jual ini merupakan varietas lokal Sultra yakni Mekongga dan Konawe," katanya.
Ia mengatakan produksi beras premium itu juga untuk membuang imej yang selama ini melekat pada institusi Bulog. "Selama ini Bulog identik dengan beras untuk masyarakat miskin dan berkualitas jelek. Kami ingin menunjukkan punya peran komersial dan beras dengan berkualitas bagus," katanya.