Oleh Azis Senong

Kendari, 13/6 (Antara) - Massa yang tergabung dalam sejumlah perguruan tinggi dan masyarakat Kota Kendari, Sulawesi Tenggara melakukan aksi unjukrasa menuntut Kepolisian Daerah atas meninggalnya Abdul Jalil (25) dalam tahanan Polres Kendari secara tidak wajar.

Aksi massa, sebelum menyampaikan orasi di jalan dekat kantor Polda Sultra mereka melakukan aksi yang sama di Polres Kendari, dengan menggunakan sejumlah kendaraan truk dan mobil angkutan umum.

Para mahasiswa dan kelompok masyarakat, bertujuan akan bertemu langsung dengan Kapolda Sultra untuk meminta pertanggungjawaban atas kematian saudara mereka Jalil, yang meninggal dalam tahanan Polres Kendari dalam kondisi tidak wajar.

Kelompok massa yang beberapa kali mencoba menerobos masuk ke halaman Polda namun tidak bisa karena aparat dari Polres dan Polda Sultra sudah memasang blokade di tengah jalan sehingga massa yang kebanyak wanita itu sulit untuk menembus masuk.

"Atas nama mahasiswa Universitas Haluoleo (UHO) dan keluarga korban meminta kepada pihak kepolisian daerah, mengungkap dan mengadili pelaku pembunuhan saudara Jalili, dan meminta kepada Kapolres Kendari untuk mundur dari jabatannya bila kasus pembunuhan itu tidak terpenuhi," ujar koordinator lapangan Eddy Rosman.

Kasubag Ops Polda Sultra AKBP Amirullah yang ditemui mengatakan, pihaknya memberi kesempatan para mahasiswa dan keluarga korban untuk bertemu dengan Kapolda dengan catatan hanya beberapa orang utusan atau keterwakilan.

Sementara para mahasiswa dan dari pihak keluarga korban justru akan memaksa untuk semua masuk sehingga antara mahasiswa dan petugas saling dorong mendorong dalam blokade di jalan yang di bawa terik hujan di kawasan itu sejak pagi hingga siang.

Sebelumnya, Kapolres Kendari AKBP Sigit Hariadi mengatakan penyebab tahanan Abdul Jalil itu meninggal masih dalam penyelidikan.

"Memang benar ada tahanan meninggal. Dan tim dari Provost Polda Sultra dan Provost Polres Kendari masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab kematian tahanan tersebut," kata Sigit yang baru menjabat Kapolres menggantikan AKBP Ilham Saparona yang belum genap satu bulan.

Ia mengimbau para pihak mempercayakan tim provost menjalankan tugas pengusutan dan tidak menyebarkan spekulasi tentang penyebab kematian tahanan itu.

"Saya meminta maaf jika dalam peristiwa tersebut anggota saya bersalah. Tetapi sebaiknya kita tunggu pengusutan provost," kata Kapolres Kendari itu lagi.

Pewarta :
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024