Nusa Dua,Bali (Antara News) - Ketua Umum DPP Partai Golkar terpilih periode 2014-2019 Setya Novanto menyatakan rasa hormat dan bangganya terhadap pesaingnya Ade Komarudin yang memutuskan tidak memperpanjang persaingan perebutan kursi ketua umum partai beringin.

        "Saya hormat dan bangga terhadap Pak Ade. Sebagai Ketua DPR memberikan contoh yang baik kepada kader Golkar yang hadir maupun yang ada di seluruh Indonesia," kata Novanto seusai ditetapkan sebagai Ketua Umum Golkar periode 2014-2019 di arena Munaslub Golkar, di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa.

        Novanto berharap seluruh calon ketua umum Golkar yang menjadi pesaingnya dapat tetap berada di kepengurusan DPP Golkar untuk bersama-sama bekerja memberikan sumbangsih bagi negara dan rakyat Indonesia. "Saya melihat tujuh kandidat memiliki visi-misi yang luar biasa. Tentu saya harap mereka tetap bersama di DPP Golkar," kata Novanto.

        Terkait jabatan barunya di Golkar, Novanto menyatakan akan menepati janjinya melepaskan jabatan Ketua Fraksi Golkar di DPR. "Saya akan cari waktu untuk mengundurkan diri sebagai Ketua Fraksi Golkar. Saya akan kerja serius melihat perkembangan di DPD Golkar tingkat satu dan dua sebagai salah satu bagian program 100 hari saya," ujar dia.

        Dari hasil perhitungan sejatinya Ade dan Novanto masih harus menjalani pemilihan tahap kedua karena keduanya sama-sama memenuhi perolehan suara 30 persen.

        Melihat ini, kandidat Ketua Umum Syahrul Yasin Limpo menyarankan agar Ade menganggap hasil tersebut final, tanpa harus menjalani pemilihan putaran kedua. "Mohon maaf Pak Ade, saya menyarankan agar hasil ini dianggap final. Kami berdelapan rasanya cair-cair saja. Ini hanya saran saja," ujar Limpo.

        Ade Komarudin kemudian mengambil sikap. Ade yang perolehan suaranya lebih rendah menyatakan agar Novanto segera ditetapkan sebagai Ketua Umum tanpa perlu ada pemilihan putaran kedua.

        "Saya sudah berembug dengan tim saya dan dengan Pak Aburizal selaku Dewan Pembina, saya kira saya lebih muda dari pak Novanto. Pak Novanto 60 tahun, sedangkan saya masih ada kesempatan di masa akan datang. Saya dan rekan-rekan akan memberikan 'support' untuk Pak Novanto di kepengurusan untuk kebesaran Partai Golkar. Saya mengucapkan selamat kepada Pak Novanto," ujar Ade.

        Ade berterima kasih kepada seluruh kandidat ketua umum Golkar yang telah mengiringi perjalanan politiknya selama ini.
 
         "Dengan terpilihnya Setya Novanto adalah babak baru kiprah Partai Golkar. Dan sebuah bukti bahwa Golkar telah menjalankan proses Munaslub dengan mengedepankan musyawarah mufakat," kata mantan Calon Ketua Umum Golkar Syahrul Yasin Limpo di BNDCC Nusa Dua, Bali, Selasa.

         Ia mengatakan Partai Golkar telah memiliki mekanisme dalam melakukan Munaslub dan mendengarkan aspirasi dari kader dan pengurus daerah, sehingga hajatan ini dapat berjalan dengan lancar.  "Walau dalam jadwal sidang pemilihan ketua umum sempat terjadi molor, hal itu merupakan proses dari dinamika politik dalam mewujudkan tatanan demokrasi," ucap Syahrul Limpo yang juga Gubernur Sulawesi Selatan itu.

         Ia mengatakan dari delapan kandidat calon ketua umum, sejak awal sudah sepakat untuk saling merangkul, siapa pun nantinya terpilih menjadi ketua umum. "Langkah itu demi kemajuan Partai Beringin dan diharapkan nantinya mampu mencapai kemajuan lebih baik. Karena yang dihadapi ke depan dalam arah demokrasi adalah pemilihan umum legislatif dan pemilu presiden dan wakil presiden," ujarnya.

         Sementara Setya Novanto mengucapkan terima kasih kepada semua peserta Munaslub yang datang dari seluruh Indonesia telah memberikan nuansa politik baru bagi kemajuan Partai Golkar. "Dalam program 100 hari, saya akan melakukan konsolidasi ke daerah-daerah, sehingga aspirasi pengurus dan kader di daerah bisa menyatukan visi misi Golkar ke depan menghadapi hajatan politik," katanya.

         Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto menegaskan bahwa partai yang dipimpinnya kini mendukung pemerintah.  "Golkar akan bekerja sama dengan pemerintah. Kami akan mendukung program pemerintah," kata Novanto usai terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, Rabu pagi.

        Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar memutuskan partai berlambang pohon beringin itu keluar dari Koalisi Merah Putih sehingga membatalkan/menganulir hasil Munas 2014.

        "Mencabut dan menyatakan tidak berlaku lagi keputusan munas Partai Golkar Nomor 5/Munas IX/2014 tentang posisi Partai Golkar dalam Koalisi Merah Putih," kata Sekretaris Sidang Munaslub Siti Aisyah saat membacakan hasil keputusan Munaslub di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Senin (16/5) malam.

        Munaslub menyepakati bahwa sesuai doktrin karya-kekaryaan Partai Golkar dan demi kemajuan bangsa serta kesejahteraan rakyat, maka Golkar dinilai perlu memosisikan ulang keberadaannya dalam lingkup KMP untuk mewujudkan cita-cita berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

        Munaslub juga memutuskan dukungan Golkar terhadap Pemerintahan Jokowi-JK harus ditindaklanjuti dengan upaya nyata Partai Golkar demi menyukseskan penyelenggaran pemerintahan dan pembangunan.

        Selain itu, DPP Partai Golkar juga diberikan kewenangan penuh untuk mengambil kebijakan dan segala langkah dalam rangka mengonsolidasikan seluruh tindakan dengan tetap berpegang teguh pada ideologi, doktrin, paradigma baru, dan landasan perjuangan Golkar.

        Setya Novanto terpilih sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar secara aklamasi dalam munaslub di Nusa Dua, Bali, Selasa pagi, setelah Ade Komaruddin memutuskan mengundurkan diri dari pencalonan ketika akan diselenggarakan pemungutan suara putaran kedua.

        Pada putaran pertama, delapan calon ketua umum memperebutkan 554 suara yang merupakan pengurus DPD Golkar Tingkat I dan II serta ormas pendiri Golkar.

        Hasil pemungutan suara yang diumumkan panitia pukul 07.45 Wita, Ade Komarudin memperoleh 173, Setya Novanto (277), Airlangga Hartarto (14), Mahyudin (2), Priyo Budi Santoso (1), Azis Syamsuddin (48), Indra Bambang Utoyo (1), dan Syahrul Yasin Limpo (27), sedangkan suara tak sah 11.

        Panitia kemudian memutuskan melanjutkan putaran kedua untuk dua calon peraih suara terbanyak, yaitu Setya Novanto dan Ade Komaruddin. Putaran kedua dilakukan karena ada dua calon yang memperoleh 30 persen suara, yaitu Setya Novanto dan Ade Komarudin. Namun ketika akan dilakukan pemilihan putaran kedua, Ade menyatakan mengundurkan diri dari pencalonan.

        Pernyataan Ade itu membuat suasana gemuruh di arena munaslub Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). Nurdin Halid yang memimpin sidang kemudian mengambil keputusan bahwa Setya Novanto terpilih sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar yang baru.

Pewarta :
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024