Kendari (Antara News) - Puluhan hektare tanaman cabai milik petani di Desa Wonua Morome dan Puusangi Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe dipastikan gagal panen akibat terendam banjir.

Seorang petani cabai, Marsudi (40) di Kendari, Rabu mengaku harus menanggung kerugian yang cukup banyak lantaran 2,5 hektare tanaman cabai yang sudah siap panen terendam banjir.

"Memang selama sepekan terakhir ini hujan terus melanda daerah kami dan ini juga sebagai imbas dari aktivitas perusahaan kelapa sawit di daerah itu yang hutanya sudah ditebangi mengakibatkan gundul," ujarnya.

Ia mengatakan, selama 2-3 tahun terakhir wilayah itu sudah menjadi "langganan" banjir dan biasanya terjadi di bulan Juni dan Juli. Namun kali ini justru pada bulan April sudah banjir. "Awalnya kami petani sudah memprediksi panen cabai pada bulan Juni dan Juli, mendekati masuknya bulan puasa dan lebaran Idul Fitri, tapi hujan yang mengakibatkan banjir justru datang lebih awal," ujar Arif, petani lainnya.

Dia mengatakan, sebelum adanya perusahaan sawit, banjir terjadi pada saat puncak musim hujan, yakni pada pertengahan tahun. Namun sejak tahun 2015, para petani sangat kesulitan untuk memprediksi datangnya air yang merendam kebun mereka.

Selain itu, daerah yang menjadi lahan perkebunan masyarakat hanya berjarak sekitar 100 meter dari bantaran Sungai Konaweeha yang kini sudah gundul dan mulai ditanami kelapa sawit.

"Memang jarak antara kebun kami dan sungai Konaweha hanya sekitar 150-200 meter sehingga kalau air naik sampai ke lahan perkebunan masyarakat dan itu sudah menjadi hal yang lumrah. Untuk saat ini kami anggap air terlalu cepat akibat adanya aktifitas perusahaan di sekitar sungai itu," ujarnya.

Pewarta : Azis Senong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024