Kolaka (Antara News) - Kabupaten Muna menampilkan adat budaya pingitan saat acara pawai budaya yang diikuti seluruh kabupaten/kota pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-52 Provinsi Sultra yang dipusatkan di Kabupaten Kolaka, 23-27 April 2016.

Sekretaris Daerah Kabupaten Muna Nurdin Pamone di Kolaka, Selasa mengatakan, perhelatan pawai dan karnaval budaya pada acara HUT Sultra tersebut, selain budaya pingitan, Muna yang kaya dengan budaya ini juga menampilkan legenda mitos Wa Ode Kamomono Kamba.

Nurdin yang memimpin pasukan pawai dan karnaval daerah Muna di Kolaka yang digelar Sabtu (23/4), selain memperagakan prosesi adat, juga melakukan atraksi `ewa wuna` (pencak silat) yang merupakan pembuka atas pertunjukan budaya pingitan itu.

"Di acara pawai dan karnaval, kami menampilkan adat budaya ini karena dalam acara itu setiap daerah harus menunjukan identitas kedaerahan," kata Kabag Humas Setda Muna, Fajar Fariki.

Menurut dia, dalam acara tersebut pertunjukan adat budaya daerah lebih ditonjolkan, dan bukan hanya Muna, tetapi juga daerah-daerah lain yang ikut memeriahkan acara pawai dan karnaval dalam rangka HUT Sultra itu.

"Makanya semua prosesi pingitan ala Muna, kita tampilkan juga, termasuk silat yanh diiringi dengan pukulan musik tradisional khas daerah yakni gong dan gendang sebagai pembuka awal kreasi pingitan. Lalu disusul dengan tari linda," ujarnya.

Menurut dia, ragam bentuk pakaian adat yang diwariskan nenek moyang zaman dahulu kala, menjadi bagian dari hiasan kontingen Muna di acara peringatan HUT Sultra tersebut.

"Semua aksesoris budaya daerah dipertontonkan di acara ini, dan hal ini sebagai bentuk keseriusan dan partisipasi Pemerintah Kabupaten Muna dalam memperingati HUT Sultra," katanya.

"Ini kebanggan kita karena memiliki ragam adat istiadat dan budaya. Mudah-mudahan seluruh masyarakat Muna tidak melupakan kebudayaannya yang telah diwariskan para pendahulu," ujarnya.

Fajar menambahkan, acara pawai dan karnaval di Kolaka kurang berjalan mulus karena saat kegiatan itu diguyur hujan deras. "Pada saat tampil di pawai itu, mulai diguyur hujan deras, tetapi tetap berjalan sampai akhir prosesi karnawal itu," ujarnya.

Pewarta : Bone
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024