Kendari (Antara News) - Kabupaten Muna akan mendapat bantuan sapi bibit brahman cross sebanyak 500 ekor dari negara Australia.
"Bantuan sapi bibit tersebut sebagai program pemerintah pusat dalam rangka ketahanan swasembada daging di Tanah Air," kata Kepala Bappeda Muna Syahrir di Kendari, Minggu.
Dengan program bantuan bibit sapi unggul tersebut, diharapkan Muna sebagai salah satu daerah sentra pengembangan sapi di Sultra bisa terwujud.
Saat ini, kata Syahrir, Pemkab Muna telah menetapkan setiap kecamatan harus menyediakan lahan minimal 200 hektare untuk pengembangan sapi.
Pusat pengembangan sapi di Muna dikembangkan di beberapa kecamaatan, seperti di Kecamatan Parigi dan Muna Timur (Wakarumba Selatan).
Pengembangan sapi di Muna diakui akan lebih cepat berkembang karena sejak dahulu masyarakat di daerah itu sudah menggeluti budi daya ternak secara alami. Pasalnya, ternak sapi dengan tanaman jati satu ekosistem yang cocok.
Hingga saat ini, populasi ternak sapi di Muna mencapai lebih dari 50.000 ekor atau berada di urutan kedua setelah Konawe Selatan dan di atas Kabupaten Bombana.
Dalam kurun waktu 3 sampai dengan 5 tahun ke depan, Muna yang pernah menjadi sentra utama sapi, kata Wakil Ketua DPRD Muna La Ode Dirun, akan meraih kembali kejayaan sebagai pemasok daging di Sultra sekaligus mendukung peningkatkan swasembada daging di Tanag Air.
"Di hampir semua kecamatan memiliki kelompok peternak secara alami dengan rata-rata ternak yang dimiliki 10 s.d. 15 ekor," katanya.
Politikus Partai Golkar Muna itu mengatakan bahwa pemerintah dan legislatif terus berkomitmen akan memberikan perhatian dan bantuan kepada masyarakat Muna, khususnya para peternak sebagai perangsang usaha ternak sapi.
Ia berharap pPeningkatan daging sapi dengan memperbanyak pengembangbiakan sapi dapat memenuhi kebutuhan daging sapi di Kabupaten Muna dan Sultra pada umumnya. "Dengan meningkatkan produksi daging, tentu kita tidak perlu lagi harus mengimpor daging dan kesejahteraan petani kita juga akan lebih baik dan sejahtera," katanya.
"Bantuan sapi bibit tersebut sebagai program pemerintah pusat dalam rangka ketahanan swasembada daging di Tanah Air," kata Kepala Bappeda Muna Syahrir di Kendari, Minggu.
Dengan program bantuan bibit sapi unggul tersebut, diharapkan Muna sebagai salah satu daerah sentra pengembangan sapi di Sultra bisa terwujud.
Saat ini, kata Syahrir, Pemkab Muna telah menetapkan setiap kecamatan harus menyediakan lahan minimal 200 hektare untuk pengembangan sapi.
Pusat pengembangan sapi di Muna dikembangkan di beberapa kecamaatan, seperti di Kecamatan Parigi dan Muna Timur (Wakarumba Selatan).
Pengembangan sapi di Muna diakui akan lebih cepat berkembang karena sejak dahulu masyarakat di daerah itu sudah menggeluti budi daya ternak secara alami. Pasalnya, ternak sapi dengan tanaman jati satu ekosistem yang cocok.
Hingga saat ini, populasi ternak sapi di Muna mencapai lebih dari 50.000 ekor atau berada di urutan kedua setelah Konawe Selatan dan di atas Kabupaten Bombana.
Dalam kurun waktu 3 sampai dengan 5 tahun ke depan, Muna yang pernah menjadi sentra utama sapi, kata Wakil Ketua DPRD Muna La Ode Dirun, akan meraih kembali kejayaan sebagai pemasok daging di Sultra sekaligus mendukung peningkatkan swasembada daging di Tanag Air.
"Di hampir semua kecamatan memiliki kelompok peternak secara alami dengan rata-rata ternak yang dimiliki 10 s.d. 15 ekor," katanya.
Politikus Partai Golkar Muna itu mengatakan bahwa pemerintah dan legislatif terus berkomitmen akan memberikan perhatian dan bantuan kepada masyarakat Muna, khususnya para peternak sebagai perangsang usaha ternak sapi.
Ia berharap pPeningkatan daging sapi dengan memperbanyak pengembangbiakan sapi dapat memenuhi kebutuhan daging sapi di Kabupaten Muna dan Sultra pada umumnya. "Dengan meningkatkan produksi daging, tentu kita tidak perlu lagi harus mengimpor daging dan kesejahteraan petani kita juga akan lebih baik dan sejahtera," katanya.