Kolaka (Antara News) - Sebanyak empat sekolah menengah pertama (SMP) terbuka yang ada di Kabupaten Kolaka akan menggelar ujian nasional yang mulai 9 Mei 2016.
ekretaris PGRI Kolaka Dakir Torang di Kolaka Minggu mengatakan empat SMP terbuka itu akan menyelenggarakan UN bersamaan dengan SMP regional.
Keempat SMP terbuka di Kolaka yakni SMP Negeri 1 Latambaga, SMP Negeri 1 Samaturu, SMP Negeri 1 Wundulako dan SMP Negeri 2 Watubangga.
Menurut Dakir, ujian SMP terbuka berbeda dengan ujian paket B karena siswa masih tetap menerima pelajaran di tempat yang memang telah disiapkan dan memiliki guru pamong yang ditunjuk oleh sekolah induk. "Guru pamong yang ditunjuk nantinya akan berkoordinasi dengan guru pembimbing di sekolah induk, kalau memang ada kesulitan dalam memberikan pelajaran," ujar Dakir yang juga Kepala SMP Negeri 1 Latambaga.
Dakir mengatakan sebagai wujud perhatian pemerintah, diberikan kesempatan belajar bagi siswa SMP terbuka karena waktu mereka juga sangat terbatas karena kesibukan membantu orang tua dalam mencari nafkah. "Kalau mereka sudah selesai membantu orang tuanya, siswa SMP ini bisa langsung ke tempat belajar, namun mereka juga bisa belajar seperti siswa SMP reguler lainnya," ujarnya.
Ia menyebutkan jumlah siswa SMP terbuka yang mengikuti ujian nasional di antaranya SMP Negeri 1 Latambaga memiliki siswa terbanyak 25 orang, sedakan SMP terbuka lainya jumlah relatif sedikit. "Dari tahun ke tahun jumlah SMP terbuka di Kolaka sudah mulai berkurang," ujar Dakir Torang.
ekretaris PGRI Kolaka Dakir Torang di Kolaka Minggu mengatakan empat SMP terbuka itu akan menyelenggarakan UN bersamaan dengan SMP regional.
Keempat SMP terbuka di Kolaka yakni SMP Negeri 1 Latambaga, SMP Negeri 1 Samaturu, SMP Negeri 1 Wundulako dan SMP Negeri 2 Watubangga.
Menurut Dakir, ujian SMP terbuka berbeda dengan ujian paket B karena siswa masih tetap menerima pelajaran di tempat yang memang telah disiapkan dan memiliki guru pamong yang ditunjuk oleh sekolah induk. "Guru pamong yang ditunjuk nantinya akan berkoordinasi dengan guru pembimbing di sekolah induk, kalau memang ada kesulitan dalam memberikan pelajaran," ujar Dakir yang juga Kepala SMP Negeri 1 Latambaga.
Dakir mengatakan sebagai wujud perhatian pemerintah, diberikan kesempatan belajar bagi siswa SMP terbuka karena waktu mereka juga sangat terbatas karena kesibukan membantu orang tua dalam mencari nafkah. "Kalau mereka sudah selesai membantu orang tuanya, siswa SMP ini bisa langsung ke tempat belajar, namun mereka juga bisa belajar seperti siswa SMP reguler lainnya," ujarnya.
Ia menyebutkan jumlah siswa SMP terbuka yang mengikuti ujian nasional di antaranya SMP Negeri 1 Latambaga memiliki siswa terbanyak 25 orang, sedakan SMP terbuka lainya jumlah relatif sedikit. "Dari tahun ke tahun jumlah SMP terbuka di Kolaka sudah mulai berkurang," ujar Dakir Torang.