Jakarta (Antara News) - Belum genap 2 tahun usia Kabinet Kerja, isu perombakan struktur tim pembantu Presiden kembali berembus kencang.

        Dalam beberapa waktu terakhir, kasak-kusuk dan perbincangan soal "reshuffle" makin nyaring terdengar gaungnya. Bahkan, pada penghujung Maret, khususnya Kamis, sebagai hari terakhir pada bulan ketiga, pergerakan di Istana serasa tidak biasa.

        Malam sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) secara mendadak membatalkan kunjungan ke Jawa Timur.

        Pada awal pekannya, pengusaha Arifin Panigoro dan eks Menteri Perdagangan pada era SBY M. Luthfi setelah bertemu Presiden di Istana mengisyaratkan akan ada sesuatu yang besar terjadi pada hari Kamis (31/3).

        Nyatanya hal itu tidak kemudian 100 persen terbukti. Setidaknya sampai Kamis malam, keduanya bahkan tidak tampak hadir kembali di Istana sesuai dengan janjinya pada hari Senin.

        Isu perombakan Kabinet Kerja makin diyakini kebenarannya ketika sejumlah tokoh dan pimpinan partai politik (parpol) satu per satu menemui Jokowi di Istana.

        Presiden pada hari Kamis (31/3) hanya membuka satu jadwal untuk publik, yakni pertemuannya dengan Nahdlatul Ulama (NU) dan selebihnya adalah agenda internal.

        Namun, tercatat sejumlah tokoh tampak hadir di Istana dan kehadirannya diduga erat kaitannya dengan rencana kocok ulang kabinet.

        Meski begitu, orang-orang yang berada di dekat lingkaran Presiden tetap mengaku tidak mengetahui isi dan materi pertemuan dengan para tokoh dan pimpinan parpol pendukung pemerintahan.

        Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno juga enggan berkomentar mengenai banyaknya tokoh politik yang merapat ke Istana sejak Kamis siang hingga sore menjelang malam.

        Menurut dia, perombakan kabinet hanya diketahui oleh satu orang, yakni Presiden seorang sampai sejauh ini.

        "Pokoknya kalau 'reshuffle' itu tanya hanya satu orang yang tahu, Pak Presiden Jokowi," katanya.

    
                                   Kedatangan Misterius
        Aksi layaknya kucing-kucingan sempat terjadi antara para tokoh yang diundang Presiden ke Istana dan para wartawan.

        Beberapa tokoh yang diketahui hadir, di antaranya Ketua Partai Hanura Wiranto, pengusaha Erick Thohir, Ketua Partai Nasdem Surya Paloh, dan sejumlah pejabat, termasuk Kepala BIN Sutiyoso serta Ketua KEIN Sutrisno Bachir.

        Kehadiran Wiranto yang datang menemui Presiden terkonformasi oleh Wakil Ketua Umum Partai Hanura Nurdin Tampubolon yang ketika dihubungi melalui telepon membenarkan hal itu.

        "Saya enggak tahu (membahas apa) yang penting tadi ada pertemuan dan hanya mereka yang tahu, Pak Jokowi dan Pak Wiranto," katanya.

        Pertemuan itu berlangsung di Istana sekitar pukul 16.00 WIB.

        "Pokoknya yang kita tahu ada pertemuan," katanya.

        Sementara itu, Erick Thohir datang lebih awal yang kemudian dikonfirmasi oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung bahwa Erick dan Presiden Jokowi bertemu secara empat mata.

        "Tidak ada (yang mendampingi), beliau berdua," kata Pramono.

        Sementara itu, kehadiran Surya Paloh justru tak diketahui oleh satu pun awak media. Paloh diketahui kehadirannya dari sumber yang merupakan orang terdekat Paloh.

        Paloh diketahui meninggalkan Istana pada malam sekitar pukul 19.00 WIB.

    
                                       Tebak Menebak
        Sejumlah isu tebak menebak pun kemudian berembus. Namun, di kalangan para menteri Kabinet Kerja sendiri isu perombakan kabinet telah mulai disadari.

        Seorang menteri bahkan menyebut "reshuffle" akan dilakukan terhadap sembilan posisi menteri. Namun, ada pula yang menyebut tujuh posisi menteri.

        Jika dianalisis terkait dengan pihak-pihak yang bertemu dengan Presiden beberapa waktu terakhir, ada kemungkinan menteri-menteri dari Partai Hanura dan Nasdem akan mengalami perombakan.

        Beberapa isu lain juga dikaitkan dengan perombakan kabinet, di antaranya Blok Masela versus Sudirman Said hingga terkait dengan Arifin Panigoro dan M. Luthfi yang diduga bakal menjadi penyuplai pipa untuk pengerjaan proyek Masela berikut isu Medco versus Newmont di dalamnya.

        Hal yang pasti bahwa kocok ulang kabinet kemungkinan untuk mencari tim yang sejalan dengan visi dan misi Presiden.

        Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli yang hadir di Istana untuk rapat terkait dengan Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) pada Kamis petang menyebut Presiden memerlukan tim yang solid untuk memanfaatkan momentum perekonomian dunia yang mulai bergerak positif.

        "Supaya 2016 benar-benar menjadi tahun percepatan ekonomi dan untuk itu perlu tim yang solid, tim yang satu garis dengan Presiden dan itu penting sekali," kata Menteri Rizal Ramli.

        Saat ditanya oleh wartawan terkait dengan kondisi saat ini, Rizal Ramli mengatakan bahwa di setiap negara tidak boleh ada "dua matahari".

        "Ya, di setiap negara atau organisasi tidak boleh ada dua matahari," katanya.

        Rizal Ramli sendiri menanggapi rencana perombakan kabinet yang bisa saja mengganggu "turn around". Namun, sepanjang prinsip satu garis tersebut diikuti, dia yakin tidak akan mengganggu.

        "Asal prinsipnya tadi diikuti, satu, satu garis dengan Presiden, satu matahari, memiliki integritas dan 'leadership' justru akan mempercepat pemulihan dan percepatan ekonomi Indonesia," katanya.

        Namun, dia tetap menegaskan bahwa "reshuffle" merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi.

        Pantas hingga kini kocok ulang kabinet masih saja merupakan misteri. Namun, rakyat berharap kegaduhan dalam pemerintahan tidak akan lagi terjadi yang berdampak mengaburkan esensi kerja dalam menyejahterakan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pewarta : Hanni Sofia Soepardi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024