Sigi (Antara News) - Gubernur Sulteng Longki Djangola membuka secara resmi kegiatan Festival Gerhana Matahari Total 2016 di Desa Pakuli Utara, Gumbasa, Kabupaten Sigi,.

         Kegiatan tersebut dirangkai dengan peresmian rumah adat dan penandatanganan prasasti tugu monumen GMT, Minggu.

         Gubernur Longki dalam sambutannya memberikan apresiasi dan penghargaan khusus kepada Pemkab Sigi yang telah berinisiatif melaksanakan Festival GMT dengan memanfaatkan momentum fenomena alam di wilayah Sulteng, khususnya Kabupaten Sigi.

         "Sigi salah satu kabupaten dari tujuh kabupaten di Sulteng yang dilewati oleh fenomena alam GMT, tentunya ini merupakan kebesaran Allah SWT, yang memiliki kekuasaan di muka bumi dan langit ini, sebab kejadian semacam ini baru akan kembali terjadi beberapa puluh tahun ke depan," katanya.

         Ia meminta masyarakat tidak menyia-nyiakan kesempatan langka itu. Seluruh lapisan masyarakat perlu menyambut momentum tersebut, sebagai salah satu kegiatan pemersatu semua etnis dan budaya di Sigi.

         Ia mengatakan Sigi merupakan salah satu tempat yang menarik dan indah untuk menyaksikan GMT. Hal itu karena Sigi telah dikenal oleh masyarakat dunia.

         Ia mengatakan setiap titik memberikan warna tersendiri untuk melihat fenomena alam tersebut.

         "Dengan momen GMT ini, masyarakat Sigi bisa merenung kembali, mengintrospeksi untuk kemajuan daerah ini, olehnya saya mengimbau pada seluruh masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik dalam menerima kunjungan wisatawan," katanya.

         Bupati Sigi Moh Irwan Lapatta mengatakan bahwa GMT merupakan fenomena langka yang hanya bisa terjadi 350 tahun sekali.

         "Hal tersebut harus dimanfaatkan oleh Pemkab Sigi secara maksimal, khususnya bagi masyarakat seni yang ada di wilayah Sigi. Untuk terus mengeksplorasi potensi budaya yang ada serta mengekspose budaya, karena fenomena alam ini akan membuka pintu masuk para wisatawan," ujarnya.

Pewarta : Fauzi
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024