Baubau (Antara News) - Pemerintah Kota Baubau bekerja sama dengan Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara menggelar sosialisasi tentang upaya pencegahan paham radikalisme dan terorisme, Senin, dihadiri pada pejabat pemerintah dan perguruan tinggi, organisasi kemasyarakatan dan pelajar sekolah menengah atas.

Kegiatan sosialisasi yang bertema "Upaya Memutus Mata Rantai Radikalisme dan Terorisme di Sultra Melalui Pendekatan Agama dan Kearifan Lokal" itu menghadirkan pemateri Wali Kota Baubau AS Tamrin, Kasubdit III Dit Intelkam Polda Sultra AKBP Erick S Marbun, pejabat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, akademisi IAIN Kendari, dan pejabat Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sultra.

Wali kota Baubau AS Tamrin mengatakan, kegiatan sosialisasi seperti sangat baik untuk terus dilaksanakan, apalagi sekarang ini dengan berkembangnya radikalisme dapat merasuk seluruh lapisan masyarakat, sehingga penanganannya tidak hanya dilakukan oleh aparat penegak hukum dan pemerintah daerah saja, tetapi juga dibutuhkan kesadaran masyarakat.

"Saya mengapresiasi kegiatan ini, sehingga tadi selepas acara di tempat lain, saya langsung mengikuti kegiatan ini. Makanya kegiatan ini saya ingin dilanjutkan, sehingga bisa dilakukan penyadaran kepada masyarakat," ujar Tamrin.

Tamrin yang juga alumni Lemhannas mengatakan kesadaran masyarakat untuk menjaga kondusifitas dan stabilitas sangat penting karena kondisi daerah yang tidak kondusif akan sulit bagi pemerintah dalam membangun daerah karena akan terganggu oleh kegiatan yang sifatnya anarkisme.

"Sementara ini kita belum mengetahui seberapa jauh pergerakan pengaruh radikalisme dan terorisme itu sampai Kota Baubau, namun daerah ini sangat terbuka yang memungkinkan masuknya jaringan itu, baik melalui pintu laut, udara dan jalur darat," ujarnya.

Menurut dia, kiat untuk menangkal paham radikal dan terorisme itu, salah satu upaya dengan menumbuhkan kearifan lokal guna memutus mata rantai jaringan itu serta memberikan penyadaran kepada masyarakat memahamkan nilai-nilai luhur Pancasila.

Ia mengatakan, pihaknya sangat intensif menggemakan nilai-nilai kearifan lokal budaya Buton dengan istilah "5PO", yakni poma-maasiaka (saling sayang menyayangi), pobinci-binciki kuli (cubitlah kulitmu diri sendiri), poangka-angkataka (hormat menghormati), popia-piara (pelihara memelihara), dan pomae-maeka (saling takut antara sesama manusia/saling segan).

Ia menambahkan, budaya Buton mengenai "bolimo karo somanamo lipu" yang merupakan satu kasatuan nilai-nilai dalam kitab undang-undang Kesultanan Buton yakni "martabat tujuh", dan budaya tersebut memunculkan suatu keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.

"Kearifan lokal budaya Buton sangat relevan dalam konteks memutuskan mata rantai radikalisme dan terorisme, sebab terkandung sentuhan agama. Kearifan lokal ini dilakukan pendekatan kemasyarakatan dan tidak bisa pendekatan langsung keamanan saja, kalaupun itu dilakukan pada tahap-tahap tertentu," ujarnya.

Sementara itu Kasubdit III Dit Intelkam Polda Sultra AKBP Erick S Marbun mengatakan kegiatan sosialisasi tersbeut dilakukan untuk membangkitkan rasa ingin tahu masyarakat, dan diharapkan setelah mengetahui paham radikalisme dan terorisme tersebut, maka masyarakat akan bisa memahami mana yang benar atau salah

"Kegiatan ini akan dilaksanakan secara kontinyu, sehingga masyarakat akan mengetahui dan sudah bisa memilah serta menilai mana yang baik atau buruk, dan nantinya juga bisa ditularkan pengetahuannya kepada masyarakat yang lain," ujar Erick.

Menurut dia, sosilisasi tentang upaya pencegahan paham radikal dan terorisme ini sangat penting karena kian marak kasus terorisme yang terjadi. Bahkan di Kota Kendari pada Agustus 2015, Tim Densus 88 mengamankan dua orang yang diduga jaringan terorisme asal Poso, Sulawesi Tengah.

"Inti kegiatan ini menyadarkan masyarakat, sehingga masyarakat bisa menjaga dirinya sendiri, menjaga lingkungannya dan menjaga daerahnya serta negaranya karena tidak mungkin anak cucu kita atau tetangga kita dan keluarga terdekat kita nanti bisa ikut berjihad dengan berbuat yang berbahaya. Makanya itu kita cegah dari sekarang," ujarnya.

Pewarta : Yusran
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024