Kendari (Antara News) - Penderita demam berdarah dengue (DBD) dalam sepekan terakhir di Sulawesi Tenggara (Sultra) terus bertambah dari 527 orang menjadi 550 orang dengan kasus terbanyak di Kabupaten Konawe.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sultra Asrum Tombili di Kendari, Jumat, mengatakan tingginya jumlah penderita demam berdarah disebabkan oleh kondisi cuaca dengan curah hujan yang memungkinkan nyamuk Aedes Aegypti sangat cepat berkembang biak.
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sultra hingga 23 Februari 2016 menyebutkan terdapat tiga korban meninggal, sementara 550 orang penderita tersebar di kabupaten kota di Sultra.
Mantan Direktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sultra itu menambahkan jumlah penderita BDB dalam sepekan meningkat sebanyak 23 orang sejak 16 Februari 2016.
"Saya setiap hari menerima keluhan dari sejumlah rumah sakit dan puskesmas bahwa mereka kewalahan menangani jumlah penderita demam berdarah yang terus bertambah. Bahkan mereka sampai tidak mendapatkan tempat tidur dan harus tidur di selasar rumah sakit," ujar Asrum.
Ia juga mengimbau masyarakat agar melakukan pencegahan dengan melakukan 3M (menutup, menguras dan mengubur) pada tempat yang menjadi sarang nyamuk, di samping melakukan proteksi diri dengan menjaga kebersihan lingkungan.
"Penyakit demam berdarah ini tidak akan menyerang, jika kita menjaga kebersihan lingkungan dan juga harus memiliki kekebalan tubuh yang baik, oleh karena itu makanlah makanan sehat. Apabila terkena demam berdarah cepatlah ke rumah sakit dan jangan menunda," ujar mantan Kepala Laboratorium Kesehatan Sultra itu.
Dinas Kesehatan Sultra terus berupaya untuk melakukan pemantauan dan penyuluhan, juga akan bekerja sama dengan instansi lain guna meminimalisir perkembangan penderita demam berdarah di Sultra.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sultra Asrum Tombili di Kendari, Jumat, mengatakan tingginya jumlah penderita demam berdarah disebabkan oleh kondisi cuaca dengan curah hujan yang memungkinkan nyamuk Aedes Aegypti sangat cepat berkembang biak.
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sultra hingga 23 Februari 2016 menyebutkan terdapat tiga korban meninggal, sementara 550 orang penderita tersebar di kabupaten kota di Sultra.
Mantan Direktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sultra itu menambahkan jumlah penderita BDB dalam sepekan meningkat sebanyak 23 orang sejak 16 Februari 2016.
"Saya setiap hari menerima keluhan dari sejumlah rumah sakit dan puskesmas bahwa mereka kewalahan menangani jumlah penderita demam berdarah yang terus bertambah. Bahkan mereka sampai tidak mendapatkan tempat tidur dan harus tidur di selasar rumah sakit," ujar Asrum.
Ia juga mengimbau masyarakat agar melakukan pencegahan dengan melakukan 3M (menutup, menguras dan mengubur) pada tempat yang menjadi sarang nyamuk, di samping melakukan proteksi diri dengan menjaga kebersihan lingkungan.
"Penyakit demam berdarah ini tidak akan menyerang, jika kita menjaga kebersihan lingkungan dan juga harus memiliki kekebalan tubuh yang baik, oleh karena itu makanlah makanan sehat. Apabila terkena demam berdarah cepatlah ke rumah sakit dan jangan menunda," ujar mantan Kepala Laboratorium Kesehatan Sultra itu.
Dinas Kesehatan Sultra terus berupaya untuk melakukan pemantauan dan penyuluhan, juga akan bekerja sama dengan instansi lain guna meminimalisir perkembangan penderita demam berdarah di Sultra.