Kendari (Antara News) - Hasan Basri (54), tokoh masyarakat Kabupaten Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara, mengharapkan pemerintah pusat melalui Pertamina membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) khusus melayani nelayan daerah itu.
"Saat ini SPBU khusus yang melayani kebutuhan bahan bakar minyak para nelayan, terutama bahan bakar solar belum tersedia," katanya di Kendari, Selasa.
Menurut dia, dalam memenuhi kebutuhan BBM jenis solar untuk melaut menangkap ikan, para nelayan Konawe Kepulauan atau disebut Konkep harus datang mengantre menggunakan jerigen di SPBU yang ada di Langara, ibu kota Kabupaten Konkep.
Ketika para nelayan tidak kebagian BBM saat mengantre karena SPBU kehabisan stok BBM, kata dia, maka para nelayan terpaksa membeli BBM melalui pengecer dengan harga yang sangat tinggi.
"Harga BBM jenis solar pada penjual eceran mencapai Rp9.000 hingga Rp10.000 per liter, sedangkan di SPBU harga solar hanya Rp6.500 per liter," katanya.
Tingginya harga BBM solar di tingkat pengcer itu, kata dia, menyebabkan pendapatan para nelayan di Konkep hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
"Oleh karena itu, kita berharap pemerintah melalui Pertamina bisa mendirikan SPBU khusus nelayan di Konkep, sehingga para nelayan di daerah itu bisa mendapatkan BBM dengan mudah dan murah," katanya.
Dengan begitu ujarnya, para nelayan di Konkep bisa maksimal melaut menangkap ikan dan tingkat kesejahteraan keluarga nelayan bisa membaik dari waktu ke waktu," katanya.
Menurut dia, wilayah perairan laut Konkep memiliki potensi perikanan tangkap cukup besar, bisa mencapai 250.000 ton per tahun.
Namun dari potensi tersebut, katanya, yang bisa dimanfaatkan para nelayan lokal baru sekitar 15 persen per tahun akibat keterbatasan sarana penangkapan ikan, terutama ketersediaan BBM jenis solar.
"Saat ini SPBU khusus yang melayani kebutuhan bahan bakar minyak para nelayan, terutama bahan bakar solar belum tersedia," katanya di Kendari, Selasa.
Menurut dia, dalam memenuhi kebutuhan BBM jenis solar untuk melaut menangkap ikan, para nelayan Konawe Kepulauan atau disebut Konkep harus datang mengantre menggunakan jerigen di SPBU yang ada di Langara, ibu kota Kabupaten Konkep.
Ketika para nelayan tidak kebagian BBM saat mengantre karena SPBU kehabisan stok BBM, kata dia, maka para nelayan terpaksa membeli BBM melalui pengecer dengan harga yang sangat tinggi.
"Harga BBM jenis solar pada penjual eceran mencapai Rp9.000 hingga Rp10.000 per liter, sedangkan di SPBU harga solar hanya Rp6.500 per liter," katanya.
Tingginya harga BBM solar di tingkat pengcer itu, kata dia, menyebabkan pendapatan para nelayan di Konkep hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
"Oleh karena itu, kita berharap pemerintah melalui Pertamina bisa mendirikan SPBU khusus nelayan di Konkep, sehingga para nelayan di daerah itu bisa mendapatkan BBM dengan mudah dan murah," katanya.
Dengan begitu ujarnya, para nelayan di Konkep bisa maksimal melaut menangkap ikan dan tingkat kesejahteraan keluarga nelayan bisa membaik dari waktu ke waktu," katanya.
Menurut dia, wilayah perairan laut Konkep memiliki potensi perikanan tangkap cukup besar, bisa mencapai 250.000 ton per tahun.
Namun dari potensi tersebut, katanya, yang bisa dimanfaatkan para nelayan lokal baru sekitar 15 persen per tahun akibat keterbatasan sarana penangkapan ikan, terutama ketersediaan BBM jenis solar.