Kabaena  (Antara News) - Warga Pulau Kabaena Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara, mengeluhkan pemadaman listrik bergilir oleh PT PLN yang sudah berlangsung hampir satu tahun.

Ilfan Nurdin, Lurah Kelurahan Teomokole Kecamatan Kabaena di Rumbia Ibu Kota Bombana, Rabu menuturkan, pemadaman listrik di wilayah itu sudah berlangsung cukup lama dan telah meresahkan masyarakat.

"Masyarakat sangat resah dengan kondisi seperti itu karena bukan saja gelap gulita di malam hari melainkan telah memberikan dampak terhadap industri rumah tangga dan jaringan telekomunikasi," tutur Ilfan.

Menurut Ilfan, pemadaman bergilir yang telah berlangsung cukup lama tersebut terkesan dibiarkan berlarut-larut terjadi oleh pihak PT PLN Cabang Baubau.

"Semestinya pemadaman ini tidak ada lagi mengingat sudah berlangsung cukup lama, tetapi yang terjadi sebaliknya justru semakin parah dan tidak ada upaya dari pihak PT PLN Cabang Baubau untuk melakukan perbaikan bila terjadi kerusakan pada mesin," kata Ilfan.

PT PLN Ranting Kabaena melayani pelanggan dari Desa Baliara dan Kelurahan Sikeli Kecamatan Barat, Kelurahan Rahampuu dan Kelurahan Teomokole Kecamatan Kabaena serta Desa Langkema, Desa Batuawu, Puununu dan Pongkalaero Kecamatan Kabaena Selatan.

Serupa dengan itu diuraikan salah seorang tokoh masyarakat, Abdul Majid (60 Thn) sembari menambahkan bahwa pemadaman bergilir yang dilakukan oleh pihak PLN telah berpengaruh pada jaringan telekomunikasi di wilayah itu.

"Beberapa pekan terakhir ini, jaringan telekomunikasi di Kabaena putus, sebab tidak mendapat aliran listrik.

Majid mengatakan jaringan telekomunikasi akan berfungsi bila giliran lampu dinyalakan di wilayah Kecamatan Kabaena dan Kabaena selatan.

"Tapi bila giliran wilayah Kecamatan Kabaena Barat yang menyala, praktis jaringan telekomunikasi tidak dapat difungsikan selama beberapa hari," katanya.

Masyarakat Kabaena pada umumnya, kata Majid, berharap agar Pemerintah Kabupaten Bombana dapat memberikan solusi terhadap kondisi pemadaman bergilir yang sudah berlangsung cukup lama. 

Pewarta :
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024