Mataram  (Antara News) - Enam bupati/wali kota yang diberikan penghargaan berupa Anugrah Kebudayaan oleh PWI Pusat, memaparkan strategi membangun daerah masing-masing pada Focus Group Discustion (FGD) yang diselenggarakan dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) di Mataran, NTB, Minggu.

Keenam bupati yang dinilai sukses membangun daerah di atas landasan kebudayaan tersebut yakni Bupati Wakatobi (Hugua), Bupati Bupati Purwakarta (Dedy Mulyadi, Bupati Tegal (Enthus Sukamnto), Bupati Banyuangi (Abdullah Azwar Anas), Wali Kot Sawahlunto (Anas Yusuf dan Bupati Belu (Welhelmus Roni).

Sedangkan dua wali kota lainnya yang diberikan penghargaan serupa, Wali Kota Bandung (M Ridwan Kamil) dan Wali Kota Tomonon (Jimmy F Eman) berlangan hadir.

"Para bupati/wali kota yang kita tampilkan sebagai nara sumber dalam diskusi ini, adalah mereka yang berhasil membangun daerah dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya melalui pendekatan kebudayaan," kata Sekjen PWI Pusat, Hendry Ch Bangun saat membuka FGD tersebut.

Diharapkan, ujarnya, kreatifitas dan inovotif para bupati/wali kota mengadapsi nilai-nilai kearifan budaya lokal dalam membangun daerah sehingga meningkatkan kesejahteraan rakyat, bisa dicontoh oleh para bupati/wali kota lain di Indonesia.

Sementara itu, keenam bupati yang menjadi nara sumber dalam FGD tersebut rata-rata mengaku berhasil membangun daerah, menjaga stabilitas keamanan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena menggunakan pendekatan kebudayaan dalam menjalan roda pemerintahan dan pembangunan di daerah.

Bupati Wakatobi, Hugua misalnya, mengaku sejak menjabat bupati Wakatobi tahun 2006, dirinya telah meletakkan dasar-dasar membangun daerah melalui pendekatan budaya berbasis nilai-nilai kearifan tradisi lokal kemaritiman dan jaringan internasional di kawasan segi tiga emas terumbu karang dunia itu.

"Alhamdulillah dengan pendekatan kebudayaan lingkungan alam Wakatobi tertap lestari dan telah mendapat pengakuan dari Unesco sebagai salah satu Cagar Biosfir Bumi yang ada di dunia," katanya.

Menurut dia, di alam bawah laut Wakatobi, selain dihuni sebanyak 750 jenis terumbu karang, juga menjadi rumah bagi 942 jenis ikan dan berbagai biota laut lainnya.

"Kelestarian keanekaragaman hayati di alam bawah laut Wakatobi masih tetap terjaga hingga saat ini karena kekuataan budaya maritim masyarakat Wakatobi yang terus dipertahankan di tengah tantangan hidup masyarakat modern," katanya.

Sementara Bupati Banyuangi, Abdullah Azwar Anas mengaku sejak menempatkan kebudayaan sebagai ujung tombak dalam membangun daerah, telah meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat hingga di atas 100 persen.

"Sebelumnya, pendapatan perkapita masyarakat Banyuangi hanya sebesar Rp14 juta per tahun. Saat ini telah meningkat menjadi Rp33 juta per tahun," katanya.

Pewarta : Agus
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024