Kendari (Antara News) - Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara memberikan anugerah atau penghargaan kepada tokoh pejuang pendidikan yang berada di wilayah terpencil di daerah itu melalui kegiatan "Madrasah Award".
Penghargaan diberikan kepada empat pejuang pendidikan wilayah terpencil Sultra pada upacara peringatan Hari Amal Bakti (HAB) ke-70 di Kanwil Kemenag Sultra, Minggu.
Empat pejuang pendidikan yang diberi penghargaan itu adalah Nurjannah Kepala RA Hubbul Warthan Pulau Sampela Desa Sama Bahari Kecamatan Kalidupa Kabupaten Wakatobi.
Kemudian Hasran kepala MTs Waburense Desa Waburense Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah, Harwati kepala MI Attahiriyah Parutallang Desa Parutallang Kecamatan Ngapa Kabupaten Kolaka Utara dan Nawanti kepala MA Darul Ulum Routa Kecamatan Routa Kabupaten Konawe.
Menurut Ali Irfan, pemberian penghargaan terhadap pejuang pendidikan daerah terpencil karena terinspirasi dari hasil kunjungan kebeberapa daerah terpencil di daerah itu.
"Ternyata banyak para pelaku atau pejuang pendidikan yang berada di daerah terpencil yang tidak pernah tersentuh penghargaan dan fasilitas tertentu dari pemerintah," kata Ali Irfan.
Selama ini kata dia, banyak pimpinan birokrasi yang memberikan penghargaan kepada pimpinan sekolah yang berada di tengah-tengah kota, padahal banyak pelaku pendidikan di daerah pedalaman yang bersemangat membangun dunia pendidikan meskipun tanpa bantuan dari pemerintah.
"Contohnya, ada seorang ibu membangun madrasah dengan peserta sampai 500 orang, tetapi kondisi bangunannya sangat tidak layak tetapi mereka tetap komitmen membangun pendidikan. Seperti inilah yang kami beri penghargaan," katanya.
Dalam kesempatan itu, diserahkan pula penghargaan kepada keluarga besar lingkup Kemenag Sultra yang telah berprestasi pada berbagai kegiatan baik darah, regional, nasional maupun internasional.
Penghargaan diberikan kepada empat pejuang pendidikan wilayah terpencil Sultra pada upacara peringatan Hari Amal Bakti (HAB) ke-70 di Kanwil Kemenag Sultra, Minggu.
Empat pejuang pendidikan yang diberi penghargaan itu adalah Nurjannah Kepala RA Hubbul Warthan Pulau Sampela Desa Sama Bahari Kecamatan Kalidupa Kabupaten Wakatobi.
Kemudian Hasran kepala MTs Waburense Desa Waburense Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah, Harwati kepala MI Attahiriyah Parutallang Desa Parutallang Kecamatan Ngapa Kabupaten Kolaka Utara dan Nawanti kepala MA Darul Ulum Routa Kecamatan Routa Kabupaten Konawe.
Menurut Ali Irfan, pemberian penghargaan terhadap pejuang pendidikan daerah terpencil karena terinspirasi dari hasil kunjungan kebeberapa daerah terpencil di daerah itu.
"Ternyata banyak para pelaku atau pejuang pendidikan yang berada di daerah terpencil yang tidak pernah tersentuh penghargaan dan fasilitas tertentu dari pemerintah," kata Ali Irfan.
Selama ini kata dia, banyak pimpinan birokrasi yang memberikan penghargaan kepada pimpinan sekolah yang berada di tengah-tengah kota, padahal banyak pelaku pendidikan di daerah pedalaman yang bersemangat membangun dunia pendidikan meskipun tanpa bantuan dari pemerintah.
"Contohnya, ada seorang ibu membangun madrasah dengan peserta sampai 500 orang, tetapi kondisi bangunannya sangat tidak layak tetapi mereka tetap komitmen membangun pendidikan. Seperti inilah yang kami beri penghargaan," katanya.
Dalam kesempatan itu, diserahkan pula penghargaan kepada keluarga besar lingkup Kemenag Sultra yang telah berprestasi pada berbagai kegiatan baik darah, regional, nasional maupun internasional.