Raha  (Antara News) - Tiga pasangan calon (Paslon) bupati dan wakil bupati Muna 2015 saling sindir dalam debat terbuka yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Muna di Aula Galampa Kantolalo Rumah Jabatan Bupati pada Senin siang.

Debat terbuka yang berlagsung dua jam dan di pandu salah seorang guru besar di Universitas Haluole Kendari, Prof. La Sara sangat alot ketika memasuki Segmen 4 saling bertanya dan memberikan tanggapan kepada masing-masing calon, setelah sebelumnya menguraikan penajaman dari Visi-Misi masing-masing Paslon.

Pasangan nomor urut satu LM Rusman Emba/Abdul Malik Ditu yang diusung (PDIP-DMOKRAT),saat melemparkan pertanyaan kepada pasangan nomor urut tiga dr.LM Baharuddin/H.La Pili diusung (PAN-PKS,PBB, GERINDRA dan NASDEM).

Pertanyaan itu terkait tertundanya anggaran pembangunan infrastruktur jalan Raha - Lakapera yang menghubungkan antara Kabupaten Muna dengan Buton Tengah dengan anggara senilai Rp25 miliar yang bersumber dari dana Pinjaman Investasi Pemerintah (PIP) pada 2012 lalu, disaat LM.Rusman Emba dan La Pili masih tercatat sebagai pimpinan dewan di DPRD Sultra.

Kedua kandidat yang berlatar belakang politisi asal muna itu saat Paslon nomor urut satu menyatakan terjadi penghianatan yang dilakukan La Pili karena dianggap mengambil alih rapat sidang saat pleno penetapan anggaran yang berujung pada penghapusan anggaran yang telah disepakati sebelumnya. 

Padahal anggaran tersebut menurut Ruman Emba merupakan perjuangan berat yang telah ditempuh demi kepentingan masyarakat muna karena hampir satu dekade, jalan poros Raha - Lakapera tidak tersentuh aspal.

Dibagian lain, La Pili politisi asal PKS dianggap sebagai penghambat dalam percepatan pembangunan selama menjadi pimpinan dewan, dan bukannya memperjuangkan daerah kabupaten muna, tetapi justru memperjuangkan kepentingan pribadinya.

Dengan nada santun dan berjiwa negarawan, wakil dari pasangan incumben dokter LM.Baharuddin itu menyatakan hal itu dianggapnya keliru dan tidak berdasar sebagaimana yang dituduhkan, justru dirinya menilai dalam keputusan yang diambil melihat dua hal, yakni "apa adanya dan ada apanya" yang diputuskan dalam paripurna dewan kala itu.

Karena alasan mendasar yang dilakukan La Pili sebagai pimpinan dewan terkait batalnya alokasi dana PIP dalam keputusan paripurna dewan, dianggap terdapat kepentingan politik yang dilakukan Rusman Emba.

Pasalnya, tiga kali rapat paripurna diagendakan, tidak pernah dihadiri politisi dari Partai Golkar tersebut, dan menurut La Pili, jala poros Raha - Lakapera seyogyanya dialokasikan dari Dana APBD Sultra, bukan dana pinjaman yang nantinya menjadikan utang bagi daerah.

Sindiran lain juga muncul dari pasangan calon nomor urut dua pasangan LM.Arwaha Ady Saputra/La Ode Samuna diusung (PKB-HANURA) terkait hutan jati yang mebjadi icon kabupaten muna hanya tinggal kenangan dan hal itu ditujukan kepada kepala daerah sebelumnya yang juga dianggap tidak bertanggung jawab dan tidak mampu mengatasi perambahan hutan serta tidak bisa memenej birokrasi pemerintahan.

Secara spontan LM. Baharuddin kandidat incumben menjawab dari pertanyaan pasangan calon nomor urut dua itu setelah moderator Prof.Dr La Sara yang juga guru besar UHO Fakultas Perikanan dan Kelautan itu mempersilahkan untuk disanggah.
 
Dan menurut LM Baharuddin, segala kebijakan yang diambil selama menjabat sebagai kepala daerah, sudah diatur dalam peraturan pemerintah dengan mengacu pada undang-undang dan pada prinsipnya, kebijakan yang diambil itu demi kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Debat Terbuka Paslon Bupati Muna,di hadiri dua penjabat Bupati, yakni Pj.Bupati Muna Mohammad Zayat Kaimuddin dan Pj.Bupati Muna Barat LM.Rajiun Tumada serta Unsur Muspida termasuk komisioner KPU dan Bawaslu Sultra.

Pilkada serentak di Sulawesi Tenggara diikuti tujuh kabupaten yakni Muna, Buton Utar, Wakatobi, Konawe Selatan, Konawe Kepulauan, Konawe Utara dan Kolaka Timur. 

Pewarta : Azis Senong
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024