Kendari  (Antara News) - Pemerintah Kabupaten (pemkab) Konawe mengimbau petani menanam tanaman palawija yang tahan panas sebagai langkah menghadapi musim kemarau berkepanjangan.

"Musim hujan dan kemarau kehendak Tuhan yang tidak bisa ditundukkan. Kondisi alam hanya biasa disiati oleh manusia. Kita tidak boleh berpangku tangan," kata Sekretaris Kabupaten Konawe Ahmad Ridwan di Kendari, Sabtu.

Di saat cuaca ekstrim atau kemarau berkepanjangan petani sawah kesulitan air, bahkan gagal panen, tambahnya, petani harus kreatif menanam tanaman palawija yang tahan panas di areal persawahan.

Kemarau beberapa bulan terakhir yang melanda Provinsi Sulawesi Tenggara, termasuk Konawe menyebabkan 2.594 hektare sawah produktif mengalami kekeringan.

"Saya belum dapat menyajikan data akurat tentang luas sawah yang dilanda kekeringan namun Konawe optimistis bendungan Ameroro masih dapat mengairi ribuan hektar sawah produktif," katanya.

Dinas Pertanian Sultra mencatat seluas 2.594 hektare sawah mengalami kekeringan di enam kabupaten, yakni Bombana, Konawe Selatan, Konawe, Buton Utara, Muna dan Kolaka.

Secara terpisah Kadis Pertanian Sultra Muhammad Nasir mengatakan rehabilitasi jaringan irigasi menuju persawahan sehingga air tidak merembes ke mana-mana menjadi salah satu upaya mengatasi kekeringan.

"Kami juga memobilisasi dan mendistribusi pompa air kepada masyarakat untuk mengairi sawah dengan dikawal aparat TNI," kata Nasir.

Kekeringan yang terjadi saat ini tidak akan mempengaruhi produksi hasil pertanian secara signifikan karena sebagian besar lahan yang mengalami kekeringan telah selesai musim panen. 

Pewarta : Oleh Sarjono
Editor :
Copyright © ANTARA 2024