Jakarta (Antara News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbicara soal rating di hadapan para pimpinan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang hadir di Istana Negara, Jakarta, Rabu. "Rating. Ternyata satu kata ini anu sekali, penting sekali bagi industri penyiaran kita," katanya.
         Sekitar sepekan lalu Presiden bersama KPI dan media bertemu sekitar 1,5 jam untuk membahas satu kata yakni rating.
         Menurut Jokowi, pertemuan itu sangat bagus karena semua pihak mempunyai semangat yang sama untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas konten dan program penyiaran. "Kita sepakat konten harus bersifat mendidik, menghibur, dan mengedukasi baik pengetahuan mau pun mengedukasi pola pikir," katanya.
         Oleh karena itu, Presiden mengajak semua pihak untuk bisa membangun sebuah tata krama yang baik, sebuah sopan santun yang baik, dan sebuah kultur yang baik.
         "Karena apabila kita hanya mengejar rating saja, dibandingkan memandu publik untuk meneguhkan nilai-nilai keutamaan, nilai-nilai budaya kerja, nilai-nilai kerja produktif, maka masyarakat kita akan mudah terjebak pada sebuah histeria publik dalam merespon sebuah persoalan," katanya.
         Ia menyadari masyarakat di Tanah Air yang masih menyenangi hal-hal yang bersifat sensasional sehingga perlu ada edukasi agar dalam jangka panjang masyarakat terbiasa menyukai kerja produktif.
         Selain itu, Jokowi berpendapat tanpa kesantunan politik, tata krama hukum, tata krama kenegaraan, serta kedisiplinan maka masyarakat akan mudah kehilangan rasa optimisme.
         "Ada distrust yang muncul adalah ketidakpercayaan di antara kita, rasa pesimisme di antara kita, kalau kita lamban menghadapi persoalan ini, maka akan sulit mengatasi persoalan lain yang ada di negara kita dan bangsa kita. Terutama saat ini tantangan terberat adalah ekonomi, tantangan ekonomi harus dihadapi bersama," katanya.

Pewarta : Oleh Hanni Sofia Soepardi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024