Kendari (Antara News) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara Adi Nugroho mengatakan nilai tukar petani (NTP) di provinsi tersebut mengalami penurunan 0,79 persen pada Agustus 2015.
"Pada bulan Agustus 2015 nilai tukar petani di Provinsi Sultra sebesar 99,55 atau turun sebesar 0,79 persen dibanding NTP Juli 2015 sebesar 100,35," kata Adi di Kendari, Rabu.
Menurutnya, nilai Tukar Petani Agustus 2015 mengalami penurunan disebabkan empat subsektor yang membangun NTP Sulawesi Tenggara mengalami penurunan.
"Empat sektor tersebut adalah subsektor hortikultura turun sebesar 0,37 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat 2,60 persen, subsektor peternakan sebesar 0,57 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,32 persen," katanya.
Jika dilihat dari Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Agustus 2015, kata dia, empat subsektor mengalami penurunan, sedangkan satu subsektor lainnya mengalami kenaikan.
Subsektor yang mengalami penurunan yaitu, subsektor hortikultura 0,26 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat 2,39 persen, subsektor peternakan 0,34 persen, dan subsektor perikanan 0,14 persen.
"Sedangkan subsektor yang mengalami kenaikan adalah subsektor tanaman pangan sebesar 2,18 persen," katanya.
Dijelaskan, pada Agustus 2015, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) di Sulawesi Tenggara tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,20 persen dibandingkan Juli 2015, yaitu dari 118,21 menjadi 118,44.
"Jika dilihat untuk masing-masing subsektor, terjadi kenaikan indeks di semua subsektor yaitu subsektor tanaman pangan naik sebesar 0,23 persen, subsektor hortikultura 0,11 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,21 persen, subsektor peternakan 0,23 persen dan subsektor perikanan naik sebesar 0,18 persen," katanya.
"Pada bulan Agustus 2015 nilai tukar petani di Provinsi Sultra sebesar 99,55 atau turun sebesar 0,79 persen dibanding NTP Juli 2015 sebesar 100,35," kata Adi di Kendari, Rabu.
Menurutnya, nilai Tukar Petani Agustus 2015 mengalami penurunan disebabkan empat subsektor yang membangun NTP Sulawesi Tenggara mengalami penurunan.
"Empat sektor tersebut adalah subsektor hortikultura turun sebesar 0,37 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat 2,60 persen, subsektor peternakan sebesar 0,57 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,32 persen," katanya.
Jika dilihat dari Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Agustus 2015, kata dia, empat subsektor mengalami penurunan, sedangkan satu subsektor lainnya mengalami kenaikan.
Subsektor yang mengalami penurunan yaitu, subsektor hortikultura 0,26 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat 2,39 persen, subsektor peternakan 0,34 persen, dan subsektor perikanan 0,14 persen.
"Sedangkan subsektor yang mengalami kenaikan adalah subsektor tanaman pangan sebesar 2,18 persen," katanya.
Dijelaskan, pada Agustus 2015, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) di Sulawesi Tenggara tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,20 persen dibandingkan Juli 2015, yaitu dari 118,21 menjadi 118,44.
"Jika dilihat untuk masing-masing subsektor, terjadi kenaikan indeks di semua subsektor yaitu subsektor tanaman pangan naik sebesar 0,23 persen, subsektor hortikultura 0,11 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,21 persen, subsektor peternakan 0,23 persen dan subsektor perikanan naik sebesar 0,18 persen," katanya.